Advertorial
Intisari-Online.com - Ada beberapa jenis lemak, lemak tak jenuh tunggal, lemak tak jenuh ganda, lemak jenuh dan lemak trans, berdasarkan Harvard School of Public Health.
Berdasarkan laman Livestrong.com, lemak tak jenuh menurunkan kadar kolesterol jahat atau lipoprotein densitas rendah dalam darah dan meningkatkan lipoprotein densitas tinggi atau kolesterol baik.
Lemak jenuh menigkatkan kadar LDL (low-density lipoprotein) dan lemak trans meningkatkan kadar LDL sambil mematikan HDL (high-density lipoprotein).
Ada sekitar 50 kalori berbeda dalam ayam berkulit dan tanpa kulit.
Baca Juga : Anjing Serigala 'Raksasa' Ini Jalani Hari-hari Terakhir Hidupnya Setelah Dibuang Pemiliknya
Pada 2010, CNN melaporkan bahwa 55% lemak di dalam kulit ayam adalah lemak tak jenuh tunggal.
Oleh karena itu, sebenarnya mengonsumsi kulit ayam bukanlah hal yang buruk, justru sebaliknya.
Sebagian besar lemak di kulit ayam adalah jenis yang sehat dan bermanfaat bagi jantung.
Menurut Harvard School of Public Health, lemak tak jenuh juga dapat dikaitkan dengan penurunan kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Baca Juga : Ternyata Ada Alasan Mengapa Setiap Hotel di Indonesia Tidak Menyediakan Guling
Walaupun begitu, memakan kulit ayam tidak boleh terlalu sering.
Sebab, di dalam kulit ayam terdapat omega-6 lebih banyak dari daging lainnya, sehingga jika dikonsumsi secara berlebih justru bisa meningkatkan peradangan dalam tubuh.
Hal ini juga disarankan oleh seorang naturopath dan ahli gizi klinis di Integrated Medicine Institute, Sheena Smith.
"Terkadang makan lauk dari ayam itu baik, tapi aku tidak akan terlalu banyak makan kulit ayam," tuturnya, seperti yang dilansir dari South China Morning Post.
"Daging ayam, dan khususnya kulit ayam, mengandung lebih banyak asam lemak omega 6 daripada daging lainnya.
Omega 6 adalah lemak tak jenuh yang meningkatkan peradangan dalam tubuh dan mendorong penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, rheumatoid, arthritis, asma dan kanker serta beberapa penyakit lainnya," sambungnya.
Baca Juga : Ketika Seekor Beruang Memandang Seorang Nenek yang Besarkan dan Selamatkan Nyawanya 6 Tahun Lalu
Cara memasak kulit ayam juga sangat penting. Menambahkan campuran lain, seperti tepung roti bisa membuat kandungan di dalam kulit ayam tersebut berubah, menurut Smith.
"Begitu kau mencampurkannya dengan tepung roti dan menggorengnya, kau hanya menambahkan kalori kosong," tambahnya lagi.
Sebelum mengonsumsinya, memerhatikan asal ayam yang akan dimasak juga penting, saran dari Susie Rucker, ahli tepai nutrisi di Body With Soul, Singapura.
"Dulu, orang memakan semua unggas, kulit, lemak dan semuanya dan mereka tidak memiliki masalah.
Baca Juga : Ini 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui, Bisa Tingkatkan Fungsi Otak Juga Lho!
Tapi saat itu karena ayam diternakkan dengan baik, tidak seperti sekarang ini, di mana sebagian besar ayam yang tersedia secara komersial disuntik dengan hormon dan antibiotik dan sangat tidak alami.
Dan bagian yang menyedihkan adalah bahwa bahan kimia apa pun yang dikonsumsi oleh ayam disimpan dalam lemak," jelas Rucker.
"Karena kulitnya kebanyakan mengandung lemak, bagian dari unggas ini bisa sangat beracun ketika dimakan.
Namun, jikalau tahu bahwa ayam itu diternak dengan baik, maka lanjutkan dan konsumsi kulitnya, tetapi lakukan dalam jumlah kecil," tambah Rucker lagi.
Artikel ini pernah tayang di Health.grid.id oleh Rosiana Chozanah dengan judul asli "Makan Kulit Ayam Berbahaya dan Bikin Gemuk? Tidak Selalu, Begini Fakta Sebenarnya!"