Sebelum jatuh, para penyelidik di Indonesia menemukan fakta bahwa pilot Lion Air JT 610 berusaha untuk menstabilkan posisi pesawat yang selalu naik-turun dengan sistem otomatis pesawat pada menit-menit awal sebelum jatuh.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, Eropa dan Amerika Utara tetap menjadi bagian teraman di dunia untuk terbang. Kecelakaan di sini jarang terjadi," kata To70 dalam analisisnya.
"Tapi di luar itu, ada banyak kecelakaan pesawat. Ada yang melibatkan Airbus 320 hingga 737.”
"Namun, kecelakaan Lion Air mungkin memiliki penyebab teknis menjadi perhatian serius, mengingat bahwa MAX adalah pesawat masa depan untuk model 737.”
Boeing sendiri mengatakan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas kecelakan Lion JT 610.
Namun dalam rilis mereka pada bulan November 2018, mereka tetap akan mempertahankan 737 MAX 8 karena pesawat ini masih masuk kategori aman untuk diterbangkan.
Terakhir, ASN menyoroti "kehilangan kendali" sebagai masalah keamanan utama dan penyebab utama kecelakaan pesawat selama lima tahun terakhir.
Setidaknya ada 10 dari 25 kecelakaan pesawat karena masalah kehilangan kendali dan semuanya berakhir dengan menyedihkan.
Baca Juga : Ngeri, KNKT Pastikan Lion Air PK-LQP Sudah Tak Layak Terbang Sejak Penerbangan Denpasar-Jakarta
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR