Advertorial
Intisari-Online.com – Cedera lutut bisa menerpa salah satu bagian dari struktur penyusunnya, yakni ligamen, tulang rawan, dan tulang keras.
Cedera ini bisa menimbulkan rasa nyeri, memar, atau bahkan bengkak.
Salah seorang pelari yagn sudah mengalaminya adalah Mercyella Daeng Kanang, pelari yang tergabung dalam komunitas Urban Running Troupe.
“Waktu itu lutut saya setelah lari sakit bangeti, kaya disilet-silet,” kata perempuan berusia 25 tahun ini.
Baca Juga : Bayi Lucu Ini Alami Cedera Otak Parah Akibat Diguncang Ayahnya Sendiri Hingga Tewas Secara Tragis
Ternyata masalahnya sepele.
Tak mau ditinggal teman-temannya yang telah berlari duluan, ia pun melakukan pemanasan ala kadarnya.
Walhasil, ia mesti meringis kesakitan selama satu minggu karena cedera yang dialaminya.
Nah, bagi Anda yang sudah terserang runner’s knee, seperti Mercyella, jangan asal-asalan menanganinya.
Segeralah untuk mengistirahatkan lutut Anda.
Sebisa mungkin hindari posisi atau kegiatan yang membuat rasa sakit semakin memburuk.
Seperti berjalan, berjongkok, atau duduk, dan berdiri dalam waktu lama.
Setelah itu, kompreslah lutut menggunakan es. Seperti kita tahu, es dapat mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
Baca Juga : Cedera dan Kartu Merah, 2 Hal yang Buat Cristiano Ronaldo Menangis di Lapangan
Lakukanlah tindakan ini selama 20 – 30 menit setiap 3 – 4 jam dalam kurun waktu 2 – 3 hari, atau sampai rasa sakit itu menghilang.
Akan lebih baik lagi bila kita membalut lutut dengan perban elastis atau sarung lutut untuk memberikan ekstra sokongan.
Kalau rasa nyerinya sudah tak tertahankan, kita boleh mengonsumsi onsteroidal anti-inflammatory (NSAID). Contohnya, aspirin atau ibuprofen.
Bagi orang-orang tertentu, sayangnya obat-obatan ini memiliki efek samping seperti meningkatkan risiko perdarahan dan menimbulkan ulcers (tukak lambung).
Baca Juga : Ingat! Manfaat Optimal Bersepeda Itu Baru akan Didapat Jika Kita Terhindar dari Cedera
Sebaiknya, jangan terlalu sering mengonsumsi obat-obatan ini tanpa pengawasan dokter.
Kalau ternyata keluhan tak kunjung membaik, maka jalan terbaik adalah dengan mengunjungi dokter spesialis kaki (podiatrist) atau spesialis ilmu olahraga.
Selain masalah kondisi tubuh, cedera pada lutut juga bisa bergantung dari faktor eksternal. Lintasan berlari, misalnya.
Bagi Anda yang memiliki keluhan lutut atau pinggang, lebih baik mencari lintasan yang empuk. Contoh, tanah atau rumput.
Andaikan tak ada keluhan itu, lari di jalan raya pun sebenarnya masih punya risiko.
Sebab jalan raya sesungguhnya tidak didesain rata, tapi sedikit miring agar air bisa mengalir.
Kalau kita lari hanya di satu sisi saja, maka kondisi jalan itu bisa menggesek bagian tertentu menjadi tipis.
“Akan timbul nyeri pada lutut dan pinggang. Makanya butuh variasi lintasan,” ujar Michael Triangto, Sp.KO, dokter spesialis olahraga.
Baca Juga : Hati-Hati Cedera Saat Lari Bisa Terjadi karena 9 Kesalahan yang Terlihat Sepele Ini
Untuk menghindari runner’s knee, kita juga perlu melatih otot paha secara teratur agar semakin kuat dan lentur.
Selain itu, ada baiknya agar penambahan total jarak lari tak melebihi 10% tiap minggunya.
Penambahan jarak yang dilakukan secara instan, akan membuat lutut bekerja semakin keras.
Yang tak kalah penting, kenakanlah sepatu yang nyaman dan berkualitas.
Anda tentu tak mau bukan, cedera lutut hingga meringis kesakitan hanya karena masalah sepatu? (Intisari September 2017)
Baca Juga : Betulkah Lari di Treadmill Rentan Cedera?