Dengan faktor personalisasi baru ditambahkan ke pedoman, maka dokter lebih menyesuaikan rencana gaya hidup jantung sehat dengan pasiennya.
Pasien kemudian menerapkan rekomendasi spesifik berdasarkan faktor risiko unik mereka.
Mengetahui kadar kolesterol dan faktor risiko adalah langkah pertama yang penting. Sebaiknya, angka kolesterol diperiksa bukan setelah berumur 40 tahun, tetapi mulai dari umur 20.
Jika tidak ingin minum obat, maka mulailah ketika masih muda. Jangan sampai mengatakan, "Ah… saya baru 20 atau 30 tahun, nanti saja ketika sudah 50 atau 60. Itu sudah ketinggalan kereta."
Baca Juga : Kolesterol Tinggi Gara-gara Makan Enak? Hajar Saja Pakai Seledri!
Untuk orang dewasa muda dengan sindrom metabolik, merasa kembung di bagian tengah, gula darah lebih tinggi, trigliserida lebih tinggi, HDL mungkin rendah. Maka gaya hiduplah yang penting, bukan obat.
Pada kelompok usia 20 hingga 39 tahun, lebih fokus pada gaya hidup untuk mengurangi faktor risiko sindrom metabolik, karena jika ini memburuk akan mengarah pada diabetes dan penyakit jantung.
Mereka yang mengonsumsi obat penurun kolesterol dapat lebih mengurangi risiko mereka dengan mengikuti diet jantung sehat.
Banyak orang berpikir bahwa jika minum obat untuk kolesterol, seperti statin, dapat makan apa pun yang diingkan.
Itu tidak benar, karena Anda mengurangi jumlah kolesterol yang diturunkan, jadi pada dasarnya meminimalkan manfaatnya.
Baca Juga : 10 Gejala Kolesterol Tinggi yang Seharusnya Tidak Pernah Anda Abaikan
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Adrie Saputra |
KOMENTAR