Advertorial

Gisel Gugat Cerai Gading: Ini 6 Cara Terbaik Bicarakan Masalah Cerai Kepada Anak

Intisari Online
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Berikut ini 6 cara supaya kita bisa memberikan pengertian kepada anak agar mereka tak bingung dengan perpisahan orang tuanya.
Berikut ini 6 cara supaya kita bisa memberikan pengertian kepada anak agar mereka tak bingung dengan perpisahan orang tuanya.

Intisari-Online.com -Seiring ramainya kabar tentang Gisel menggugat cerai Gading, ramai pula tagar #SaveGempi di Twitter.

Setidaknya dari Rabu (21/11/2018) sore hingga hari ini, Kamis (22/11/2018), tagar tersebut menjadi trending topic nomor 1 di Twitter.

Banyak warganet yang merasa khawatir dengan keadaan Gempi jika kelak orangtuanya benar-benar bercerai.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading, Ini 8 Alasan Istri Memilih Ceraikan Suaminya

Maklum, bagi sebagian pasangan yang menikah, perceraian adalah masalah pelik yang seringkali tak bisa dihindarkan, apalagi jika sudah memiliki anak.

Nasib anakrentan untukterbengkalai jika orang tuanya memilih berpisah dan tidak mengurus anaknya.

Namun, bagi memang yang telah bertekad kuat untuk bercerai ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan, begitu kita bertemu dengan momen yang sungguh tak nyaman itu.

Berikut ini 6 cara supaya kita bisa memberikan pengertian kepada anak agar mereka tak bingung dengan perpisahan orang tuanya.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Ternyata Perceraian Berdampak Buruk Bagi Kesehatan Pria

1. Pilih waktu yang tepat

Sebenarnya, tidak pernah ada waktu yang “tepat” untuk menjelaskan tentang perceraian orangtua kepada anak.

Akan tetapi, ada saat-saat yang “tidak tepat” alias harus dihindari, seperti: hari-hari sekolah/ujian, ketika anak akan tampil (semisal, menari/menyanyi di pentas seni, mengikuti kejuaraan tertentu, baru pindah sekolah, bahkan menjelang waktu tidur, apalagi menggunakan waktu sebelum anak berangkat sekolah atau sebelum ayah/ibu berangkat kerja maupun di mobil dalam perjalanan).

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Siapa yang Lebih Berhak Atas Hak Asuh Anak Setelah Perceraian di Mata Hukum?

2. Bukan bercerai tapi berpisah

Ingat, gunakan konsep berpikir anak.

Untuk anak usia 9 tahun ke bawah, dari segi perkembangan kognitif, kemungkinan besar mereka belum memahami dengan benar apa itu perceraian.

“Berpisah” lebih dapat dipahami oleh sebagian anak, dengan melihat tingkat kekritisan anak anak zaman sekarang.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Ini Usia Perkawinan yang Rawan Perceraian

3. Ketika anak bertanya, “Mengapa berpisah?” jawablah seperlunya saja

Tak ada kewajiban bagiAnda dan pasangan untuk menjelaskan alasan yang sebenarnya kepada anak.

Jikapun anak menanyakannya, jawablah seperlunya saja.

Kita bisa mengatakan bahwaAnda dan pasangan sydag tidak cocok lagi dan merasa bahwa berpisah adalah yang terbaik untuk semuanya (ayah-ibu- anak).

Hindari penjelasan panjang dan bertele-tele, apalagi sampai berkembang jadi membuka keburukan pasangan atau orang lain yang terlibat.

4. Tidak menyalahkan apalagi menjelek-jelekkan pasangan di depan anak

Meski rasa kesal dan amarah menguasai diri kita berdua, tetaplah berusaha menahan diri untuk tidak saling menyalahkan atau menjelekkan satu sama lain.

Kalau tidak,Anda hanya akan membuat anak nantinya tidak respek lagi kepada ayah atau ibunya.

Jadi, kalau kita merasa masih sangat emosional, baiknya tunggu sampai tenang dahulu untuk menjelaskannya kepada anak.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Perceraian Orangtua Akan Berdampak pada Hubungan Cinta Anak di Masa Depan

5. Yakinkan anak bahwa itu bukan kesalahannya

Anak-anak cenderung berpikir, karena dirinyalah, maka ayah-ibunya berpisah.

Anak bisa saja berpikir, karena ia tidak mau merapikan mainan sehabis bermain atau karena ia memukul temannya di sekolah, misal.

Sesederhana itu pikiran si kecil.

Nah,Anda harus menjelaskan dan meyakinan anak bahwa perpisahan dan perceraian adalah keputusan orang dewasa dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya atau apapun yang ia lakukan.

6. Pascaperceraian, tetap berikan perhatian kepada anak

Orangtua yang tidak mendapatkan hak asuh wajib tetap memberikan perhatian kepada anak.

Misal, rutin mengunjungi anak, menelepon anak, dan hal-hal lain yang membuat anak tetap merasakan kehadiran kedua orangtuanya.

Sebaiknya jangan tinggalkan rutinitas yang biasa dilakukan keluarga bersama-sama, semisal rekreasi setiap akhir bulan.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Ternyata Istri yang Menggugat Cerai Juga Bisa Mendapat Harta, Asal...

Atau, baik juga kalau sesekali melakukan aktivitas bersama, seperti: makan di resto favorit keluarga, nonton film kesukaan anak di bioskop.

Selain itu, bila anak menghadapi masalah, semisal, mogok sekolah atau mengalami suatu penyakit, diharapkan kita dan mantan bisa saling berdiskusi untuk mengupayakan solusinya demi kesembuhan anak.

Dengan begitu, anak akan merasakan bahwa kedua orangtuanya tetap memerhatikannya,menyayangi dan mencintainya.

(Healza Kurnia)

Artikel ini sudah tayang di Nova.Id dengan judul "Bingung Membicarakan Masalah Cerai Kepada Anak? Berikut 6 Tipsnya!".