Advertorial

Kerap Diolok-olok Warga, Pria Ini Bunuh 56 Orang dan Ciderai 37 Lainnya dalam 8 Jam

Muflika Nur Fuaddah
Adrie Saputra
Muflika Nur Fuaddah
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Polisi bahkan tak dapat menghentikannya, karena Woo Bum-kon terus menerus bergerak selama berjam-jam dalam kegelapan.
Polisi bahkan tak dapat menghentikannya, karena Woo Bum-kon terus menerus bergerak selama berjam-jam dalam kegelapan.

Intisari-Online.com- Pada April tahun 1982, Korea Selatan digegerkan dengan sebuah pemberitaan pembunuhan yang begitu mengejutkan.

Dalam waktu delapan jam, seorang polisi mabuk menghabisi nyawa sedikitnya 56 orang dan mencederai 37 orang lainnya.

Cerita berawal saat Woo Bum-kon, polisi yang berusia 26 tahun terbangun tiba-tiba dari tidur siangnya.

Dia bangun dari tidur siang dengan cara yang sepertinya membuatnya jengkel.

Baca Juga : Hari Ini Izin Frekuensi Bolt Dicabut, Begini Nasib Pelanggan Jika Masih Ingin Nikmati Layanan Bolt

Dia dibangunkan oleh tepukan tangan Chun Sun (25), wanita yang tinggal bersamanya yang menepuk lalat di dada Woo Bum-kon.

Pada jam empat sore harinya, saat bekerja polisi yang juga mantan sersan marinir itu diketahui telah menenggak alkohol di kantor polisi setempat dan mabuk berat.

Sekitar pukul 19.30, dirinya pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dan meninju Chun Sun hingga hidungnya berdarah dan meninggalkannya menuju kegelapan.

Dia juga merusak perabotan rumah sebelum pergi ke gudang senjata.

Baca Juga : Kisah Mengerikan: 2 Juta Orang Dimusnahkan dengan Tujuan Mengembalikan Dunia Modern ke 'Tahun Nol'

Woo membawa senjata api, 144-180 amnunisi, dan tujuh granat bersamanya dalam petualang mengerikan yang akan terjadi sepanjang sisa malamnya.

Woo Bum-kon kemudian berjalan memasuki kantor pos di desa Kungryu dan membunuh tiga operator telepon di sana.

Masih berpakaian dalam seragam polisi, dia melanjutkan untuk pergi dari desa ke desa.

Pada satu titik, Woo Bum-kon menodongkan senjata pada seorang anak sekolah berusia 16 tahun dan mengancamnya untuk membeli minuman ringan dari sebuah toko kelontong.

Setelah meminumnya, dia membunuh bocah itu beserta anggota keluarganya.

Baca Juga : Nyaris Dipenjara 99 Tahun, Pria Ini Diselamatkan Oleh Foto Selfie-nya, Kok Bisa?

Dia kalap dan telah membunuh 18 orang di desa Ungye serta 24 di desa Pyongchon.

Polisi bahkan tak dapat menghentikannya, karena Woo Bum-kon terus menerus bergerak selama berjam-jam di bawah kegelapan.

Akhirnya, dia terperangkap di sebuah rumah dengan memegang dua granat dan melakukan aksi bunuh diri.

Dia membunuh dirinya sendiri dengan cara meledakkan granat itu.

Baca Juga : Beruntung Bagi Anda yang Suka Ngiler Saat Tidur Ternyata Itu Pertanda Baik!

Aksinya itu pun ikut membawa serta keluarga yang berada di rumah tersebut terseret dalam jalan menuju kematian.

Usut punya usut selama ini Woo Bum-kon merasa rendah diri karena sering diolok-olok warga bahwa dirinya hidup bersamaChun Sun tanpa menikah.

Berita pembunuhan masal itu bahkan hingga mendominasi halaman depan pers Korea Selatan waktu itu dan menghapus berita tentang keberangkatan Wakil Presiden Bush dari Seoul.

Baca Juga : Bukannya Bahagia, Wanita dengan Gaun Pengantin Ini Malah Tersiksa Batinnya, Ini Fakta di Baliknya

Buntut dari insiden berdarah tersebut, Menteri Dalam Negeri Korea Selatan, Suh Chung Hwa, dan kepala polisi nasional, Ahn Ung Mo, menawarkan untuk mengundurkan diri.

Kepala polisi provinsi pun ditangguhkan dan empat polisi lainnya ditangkap.

Mereka dituduh mengabaikan tugas, diduga karena gagal mencegah Woo Bum-kon mengambil senjata, amunisi, dan granat.

Baca Juga : Merasa Dipersulit Beli Tunai Motor Yamaha? Begini Cara Melaporkannya!

Artikel Terkait