Advertorial

Hasil Penyelidikan CIA: Putra Mahkota Arab Saudi Dipastikan Perintahkan Pembunuhan Jamal Khashoggi

Tatik Ariyani
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

CIA  menyimpulkan bahwa putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), memerintahkan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
CIA menyimpulkan bahwa putra mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), memerintahkan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.

Intisari-Online.com - Menurut pejabat Amerika, CIA (Badan Intelijen Pusat) menyimpulkan bahwa putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), memerintahkan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.

CIA membuat penilaian berdasarkan kontrol MBS yang sedemikian rupa sehingga pembunuhan itu tidak akan terjadi tanpa persetujuannya.

Kesimpulan tersebut juga didasarkan pada dua sumber komunikasi penting yakni penyadapan panggilan MBS di hari-hari sebelum pembunuhan dan panggilan oleh tim pembunuh untuk seorang pembantu senior MBS.

Para pejabat memperingatkan bahwa badan-badan intelijen Amerika dan Turki masih belum memiliki bukti langsung yang menghubungkan MBS dengan pembunhan di Konsulat SAudi di Istanbul.

Baca Juga : Bukan untuk Keadilan, Arab Saudi akan Hukum Mati Pembunuh Khashoggi Demi Lindungi Mohammed bin Salman

Menurut orang yang mendapat informasi tentang temuan intelijen, penyadapan itu menunjukkan bahwa MBS berusaha menemukan cara untuk memancing Khashoggi kembali ke Saudi, meskipun dia tidak ingin membunuh Khashoggi.

Seorang mantan pejabat mengatakan bahwa badan-badan intelijen juga memeriksa komunikasi antara Khashoggi dan duta besar Saudi di Washington, Pangeran Khalid bin Salman, saudara laki-laki MBS.

Teman-teman Khashoggi telah skeptis bahwa percakapan itu mengarah ke perjalanan ke konsulat Saudi di Istanbul.

Hal ini dikarenakan kata teman-temannya, Khashoggi tidak memutuskan untuk pergi ke sana sampai dia pergi ke Turki.

Baca Juga : Kesepakatan Sudah Dibuat, Dana pun Sudah Siap, Mengapa Proses Divestasi Freeport Masih Belum Juga Terlaksana?

Pangeran Khalid mengelak temuan tersebutdengan cepat dalam sebuah unggahan Twitter pada hari Jumat (16/11).

Khalid mengatakan bahwa dia mengirim pesan dengan Khashoggi pada 26 Oktober, tetapi tidak pernah menyarankan Khashoggi untuk pergi ke Turki.

Pangeran Khalid membantah dia melakukan panggilan telepon dan menantang pejabat untuk membuat catatan panggilan.

"Saya tidak pernah berbicara dengannya melalui telepon dan tentu saja tidak pernah menyarankan dia pergi ke Turki untuk alasan apa pun," katanya dalam Tweet. "Saya meminta pemerintah AS untuk merilis informasi apa pun mengenai klaim ini."

Baca Juga : Berhasil Selesaikan 4.000 Push-up, Anak 5 Tahun Ini Dapatkan Mercedes Benz dari Presiden Chechnya

Penilaian CIA ini pertama kali dilaporkan Jumat (16/11) oleh The Washington Post, namun seorang juru bicara CIA menolak berkomentar.

Penilaian yang semakin definitif dari agen mata-mata menciptakan masalah bagi Presiden Trump.

Itu dikarenakan Trump telahmembuat hubungan yang erat dengan MBS dan memproklamirkan Saudi sebagai sekutu lama AS.

Jared Kushner, menantu Trump dan penasihat senior presiden, telah lama menganjurkan hubungan yang kuat dengan Saudi.

Baca Juga : Coba Gunakan Ini pada Rambut Anda Bila Berketombe dan Lihat Hasilnya yang Mengejutkan!

Dia juga mendorong untuk mempertahankan dukungan untuk MBS meskipun setelah kematian Khashoggi.

Kedua pejabat pemerintah dan perwira tidak percaya jika kontroversi atas kematian Khashogi akan mengusir MBS dari kekuasaan, sehingga AS tidak berniat untuk memutus hubungannya dengan MBS.

Tapi penilaian baru CIA pasti akan memperkeras tekad para pembuat hukum di Capitol Hill untuk terus menyelidiki pembunuhan Khashoggi dan menghukum Saudi.

Baca Juga : Cucu Wiranto Meninggal, Ini Tips Agar Anak-anak Aman Bermain dan Tetap Aktif Meski di Dalam Rumah

Artikel Terkait