Intisari-Online.com - Menurut pejabat Amerika, CIA (Badan Intelijen Pusat) menyimpulkan bahwa putra mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), memerintahkan pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
CIA membuat penilaian berdasarkan kontrol MBS yang sedemikian rupa sehingga pembunuhan itu tidak akan terjadi tanpa persetujuannya.
Kesimpulan tersebut juga didasarkan pada dua sumber komunikasi penting yakni penyadapan panggilan MBS di hari-hari sebelum pembunuhan dan panggilan oleh tim pembunuh untuk seorang pembantu senior MBS.
Para pejabat memperingatkan bahwa badan-badan intelijen Amerika dan Turki masih belum memiliki bukti langsung yang menghubungkan MBS dengan pembunhan di Konsulat SAudi di Istanbul.
Baca Juga : Bukan untuk Keadilan, Arab Saudi akan Hukum Mati Pembunuh Khashoggi Demi Lindungi Mohammed bin Salman
Menurut orang yang mendapat informasi tentang temuan intelijen, penyadapan itu menunjukkan bahwa MBS berusaha menemukan cara untuk memancing Khashoggi kembali ke Saudi, meskipun dia tidak ingin membunuh Khashoggi.
Seorang mantan pejabat mengatakan bahwa badan-badan intelijen juga memeriksa komunikasi antara Khashoggi dan duta besar Saudi di Washington, Pangeran Khalid bin Salman, saudara laki-laki MBS.
Teman-teman Khashoggi telah skeptis bahwa percakapan itu mengarah ke perjalanan ke konsulat Saudi di Istanbul.
Hal ini dikarenakan kata teman-temannya, Khashoggi tidak memutuskan untuk pergi ke sana sampai dia pergi ke Turki.
Pangeran Khalid mengelak temuan tersebut dengan cepat dalam sebuah unggahan Twitter pada hari Jumat (16/11).
Khalid mengatakan bahwa dia mengirim pesan dengan Khashoggi pada 26 Oktober, tetapi tidak pernah menyarankan Khashoggi untuk pergi ke Turki.
Pangeran Khalid membantah dia melakukan panggilan telepon dan menantang pejabat untuk membuat catatan panggilan.
Source | : | nytimes.com |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR