Advertorial

Cucu Wiranto Meninggal, Ini 5 Hal Berbahaya Bagi Balita yang Kita Anggap Sepele

Muflika Nur Fuaddah
Adrie Saputra
Muflika Nur Fuaddah
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Mara bahaya dapat datang dari mana saja, bahkan hal yang kita anggap sepele sekalipun. Apa saja hal sepele yang patut Anda waspadai?
Mara bahaya dapat datang dari mana saja, bahkan hal yang kita anggap sepele sekalipun. Apa saja hal sepele yang patut Anda waspadai?

Intisari-Online.com- Kabar duka kembali menyeruak dengan kasus meninggalnya cucu Menkopolhukam, Wiranto pada Kamis (15/11/2018), sekitar pukul 12.51 WIB.

Ahmad Daniyal Alfatih, cucu Wiranto itu baru berusia 1 tahun 4 bulan ketika terpeleset di kolam rumah dan akhirnya meninggal.

Abdi Setiawan, sang ayah pun mengaku sedang berada di luar kota ketika kejadian berlangsung dan segera pulang.

"Iya, meninggal terpeleset di kolam rumah," kata Abdi di pemakaman Delingan, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (16/11) sebagaimana dilansir dari Kompas.com.

Baca Juga : Ingat! Bagi Bayi, Makan Seharusnya Bukan Sekadar Bikin Kenyang Tapi Juga Proses Belajar

Almarhum pun dimakamkan di makam keluarga Delingan Jalan Raya Solo-Tawangmangu.

Melihat kasus yang menimpa cucu Wiranto, balita memang menjadi masa-masa rentan akan bahaya dan harus dijaga dengan ekstra demi keselamatannya.

Mara bahaya dapat datang dari mana saja, bahkan hal yang kita anggap sepele sekalipun.

Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, berikut 5 hal sepele yang berbahaya bagi balita:

Baca Juga : Cucu Wiranto Meninggal Terpeleset di Kolam: Ini 6 Tempat Berbahaya Bagi Anak, Orangtua Wajib Waspada

1. Pelampung leher bayi

Pelampung leher bayi biasa menjadi pelengkap bagi spa bayi yang marak dan populer.

Namun bukannya tanpa risiko, pelampung leher bayi ternyata dapat menimbulkan risiko fisik, neurologis, dan psikologis yang buruk bagi bayi.

Plampung leher bayi dapat menimbulkan ketegangan di ligamen dan otot bayi yang mendorong terjadinya cidera.

Bila orangtua ingin anaknya sesekali mencoba spa bayi, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu.

Baca Juga : 7 Kebiasaan Ini Diam-diam Rusak Penampilan dan Kesehatan Anda, Salah Satunya Duduk dengan Kaki Disilangkan

2. Minyak gosok

Minyak gosok sering digunakan untuk bayi setelah mandi guna menghangatkan dan mengharumkan badan.

Namun, kalau obat itu mengandung kamfer, bisa mematikan sel-sel hati, bahkan dikhawatirkan bisa menyebabkan kematian kalau sampai termakan bayi.

Baca Juga : Gawat, Infeksi Gigi Bisa Memicu Stroke yang Membahayakan Jiwa

Bayi memang sangat mudah keracunan karena kulitnya masih tipis dan peka.

Gejala gangguan pada bayi yang teracuni obat gosok berkamfer melalui kulit biasanya berupa pembengkakan pada lipatan paha.

3. Baby walker dan jumperoos

Baby walker dan jumperoos sudah dilarang di Kanada.

Tingkat cedera bayi (lebih dari 8.000 kasus per tahun di AS saja).

Baca Juga : Balita 4 Tahun Temukan Kondom di Sekolahnya, Ternyata Positif Ada Penyakit Menular Seksualnya

Penguatan otot yang tidak merata, deformasi kaki dan kaki.

Kelengkungan tulang belakang karena beban berat di atasnya (tulang belakang anak tidak terbentuk dan tidak memiliki kurva yang diperlukan sebelum usia seseorang).

Pengembangan keterampilan motorik mandiri tertunda karena tidak ada motivasi untuk berjalan mandiri.

Rasa keseimbangan dan naluri pelestarian diri tidak berkembang.

Baca Juga : Anda Masih Muda Tetapi Temperamental? Hati-hati, Stroke 'Menanti' Anda

4. Baju hangat

Terlalu banyak pakaian hangat dapat mencegah tubuh mengembangkan reaksi pertahanan terhadap perubahan cuaca.

Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan dingin dan imunitas rendah.

Seharusnya, pakaian harus terbuat dari bahan alami dan memudahkan sirkulasi udara.

Seorang bayi merasa nyaman saat perut dan dadanya kering dan kaki dan tangannya berwarna merah jambu dan hangat.

Baca Juga : Beginilah Cara Menjaga Bayi Kita yang Baru Lahir Agar Tidak Sakit

5. Mainan berwarna cerah

Pada usia prasekolah, anak-anak menjelajahi dunia di sekitar mereka dan mendapatkan sikap sosial melalui mainannya.

Warna yang tidak wajar, suara elektronik, dan banyak rincian mainan menghasilkan efek buruk pada pengembangan pemikiran kreatif dan mempengaruhi pembentukan kepribadian: perilaku agresif, ketakutan tanpa dasar, dan depresi remaja adalah hasil yang mungkin terjadi.

Pilih mainan warna dan bahan alami: kayu atau kain.

Baca Juga : Apakah Masker yang Kita Gunakan Benar-benar Melindungi Kita dari Asap?

Artikel Terkait