(Baca juga: Dari Tsunami Aceh sampai Gempa Haiti, Inilah 7 Bencana Alam Terdahsyat Abad 21)
Namun seluruh penduduk lokal tidak banyak berkomentar dan mengikuti apa rencana pemerintah.
Para ahli mengatakan bahwa tembok tersebut bisa mengurangi beberapa kerusakan. Sebab sepanjang garis pantai rentan terhadap tsunami, gelombang badai, dan bencana alam lainnya.
Diketahui adasekitar 18.500 orang yang meninggal atau hilang dalam bencana gempa bumi dan tsunami Jepand tahun 2011 lalu.
Sebab, pemerintah gagal memberikan peringatan dini agar para penduduk bisa melarikan diri.
(Baca juga: Menurut Tim Peneliti, Pernah Terjadi Tsunami di Selatan Yogyakarta Sekitar 6 Abad yang Lalu)
Tsuneaki Iguchi, walikota Iwanuma, mengatakan saat tsunami dipicu oleh gempa berkekuatan 9 skala richter terjadi, daerah ini dibanjiri air dan bangunan yang rusak.
Sebuah tembok setinggi 7,2 meter yang dibangun bertahun-tahun yang lalu untuk membantu mencegah erosi pantai Iwanuma dan pohon pinus tipis yang ditanam di sepanjang pantai sama sekali tidak berpengaruh.
Ia bisa melihat bagaimana tsunami menghanyutkan mobil dan bangunan, serta menghancurkan sebagian besar rumah penduduk.
Meski begitu, ada beberapa penduduk yang tidak begitu setuju dengan rencana pembangunan tembok tersebut.
"Kami tidak membutuhkan tembok laut untuk lebih tinggi. Yang kami butuhkan adalah mengevakuasi setiap orang," kata Iguchi, salah satu pejabat lokal.
"Hal yang paling aman adalah meminta orang untuk tinggal di tempat yang lebih tinggi.”
“Jika kita bisa melakukan itu, kita tidak perlu memiliki 'Tembok Besar'."
(Baca juga: 13 Tahun Tsunami Aceh: Dua Insinyur Ini Ciptakan Kapsul Keselamatan yang Bisa Menahan Tsunami)
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR