Advertorial
Intisari-Online.com- Ahli bahasa telah menemukan bahasa yabg sebelumnya tidak pernah dikenal oleh dunia luas.
Antara banyaknya desa-desa Semenanjung Melayu yang meluas di Asia Tenggara, telah ditemukan bahasa Jedek.
Bahasa Jedek ini hanya diucapkan oleh sekitar 280 orang yang tinggal di sepanjang Sungai Pergau di Sungai Rual.
Selain wilayah tersebut, bahasa Jedek sama sekali tidak terdokumentasikan.
Baca Juga:Seram! Saat Sedang di Toilet Tiba-tiba Muncul Ular Piton Tiga Meter
Baca Juga:Carok! Luka di Badan Masih Bisa Dijahit, Luka di Hati Clurit Berbicara
Masyarakat ini jauh lebih mengenal kesetaraan gender daripada masyarakat Barat.
Tidak ditemukan adanya kekerasan antar personal atau kompetisi antar anak yang membuat berkecil hati.
Tingkah dan perilaku seperti itu juga tercermin pada bahasa yang mereka gunakan.
Mereka tidak memiliki bahasa untuk menunjukkan sistem kepemilikan (seperti: meminjam, mencuri, membeli atau menjual).
Namun, mereka memiliki banyak perbendaharaan kata untuk menggambarkan pertukaran, kerja sama, dan berbagi.
Dilansir pada IFLScience (8/2/2018), Niclas Burenhult dan Joanne Yager, ahli bahasa dari Universitas Lund di Swedia adalah yang menemukan bahasa ini.
Awalnya mereka sedang mempelajari bahasa Jahai di wilayah yang sama.
Masyarakat ini bukanlah suku yang terisolasi, namun bahasa Jedek tidak pernah tercatat atau dicatat.
Seiring Globalisasi yang cepat merayap ke seluruh penjuru dunia, bahasa Jadek akan sangat mudah punah.
Ada lebih dari 6.000 bahasa yang saat ini digunakan di seluruh dunia dan lebih dari 40 persen menghadapi risiko kepunahan.
Baca Juga:Ironis, Bocah 11 Tahun Ini Lahirkan Bayi dari Kakaknya yang Baru Berusia 14 Tahun
Sebenarnya, dalam 100 tahun, kemungkinan lebih dari separuh bahasa di dunia akan punah.
"Ada begitu banyak cara untuk menjadi manusia, modern bukanlah satu-satunya tolok ukur untuk menjadi manusia universal," ungkap Burenhult.