Namun semua yang melihat kaget karena Endo tetap menaiki pesawatnya, dan memaksa masuk untuk duduk di kursinya yang telah diambil Ugaki.
Laksamana pun tak bisa apa-apa melihat kemauan keras orang muda ini.
Seraya menggelengkan kepala, dia pun beringsut memberi tempat bagi Endo untuk duduk berhimpitan di sebelahnya.
Sesaat kemudian kesebelas pesawat bergerak ke landasan pacu dan mengudara, diiringi lambaian tangan perpisahan mereka yang di pangkalan.
Tetapi empat dari 11 pesawat itu turun kembali karena kerusakan mesin, sedangkan tujuh lainnya tetap terbang ke arah Okinawa.
Selama penerbangan, Endo beberapa kali dengan radio menghubungi pangkalan, melaporkan perkembangan situasi, termasuk pesan terakhir panglimanya.
Ugaki menyatakan harapan agar seluruh bawahannya dapat memahami motifnya untuk menghancurkan musuh dengan semangat Bushido.
Dia meminta mereka siap membangun kembali tanah air agar selamat dan bertahan untuk selamanya, serta menutupnya dengan ucapan hiduplah Kaisar!
Akhirnya pada saatnya, Endo dengan terputus-putus melaporkan pesawat tengah menukik ke sasarannya, begitu pula keenam pesawat lainnya juga melaporkan hal sama.
Namun anehnya pada hari itu, 15 Agustus 1945, tidak ada laporan dari pihak Amerika mengenai serangan kamikaze terakhir terhadap kapalnya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR