Jadi ketika Schwieger melihat sosok Lusitania yang melintas di kejauhan juga karena kebetulan saja.
Setelah menghhitung jarak, Schwieger menyimpulkan, Lusitania bisa dikejar dan diserang meskipun saat itu U-20 tinggal memiliki tiga torpedo.
U-20 pun memacu kecepatan sambil menyiapkan torpedo mautnya.
Saat jarak antara U-20 dan Lusitania berada pada posisi 700m, salah satu torpedo dilepaskan.
Hantaman torpedo tepat mengenai bagian tengah Lusitania yang merupakan tempat turbin empat mesin uap kapal bekerja.
Akibatnya terjadi ledakan hebat hingga kapal oleng dan posisinya menjadi miring.
Dalam kondisi kapal nyaris tenggelam dan perintah untuk meninggalkan kapal diumumkan, U-20 meluncurkan satu torpedo lagi.
Alhasil Lusitania makin cepat tenggelam bersama 1.198 penumpang yang tak bisa menyelamatkan diri.
Beruntung kapal-kapal nelayan Irlandia segera datangdan menyelamatkan penumpang Lusitania lainnya yang berada di permukaan laut.
Sedangkan destroyer HMS Juno yang bertugas mengawal Lusitania justru sudah berada di dekat pelabuhan setelah usai bertugas mendeteksi ranjau laut.
Dunia mengutuk tragedi Lusitania yang kemudian memicu AS untuk terjun ke PD I.
Namun Jerman yang ikut menyesal atas kejadian itu punya alasan kuat, Lusitania jadi sasaran U-boat karena walaupun kapal sipil, Lusitania juga memuat amunisi perang untuk Inggris.
Ledakan kedua setelah torpedo dilepaskan membuktikan bahwa Lusitania secara rahasia mengangkut sekitar 5.000 peluru meriam, puluhan senapan mesin berat, dan bahan peledak lainnya.
Amunisi itu berhasil ditemukan oleh para penyelam dari Cork Sub Aqua Club pada tahun 2006.
Dalam hal ini, blokade Inggris, Cruiser Rule, telah menjadi senjata makan tuan.
Inggris memperingatkan akan menangkap atau menenggelamkan kapal dagang yang memuat logistik untuk kepentingan Jerman.
Oleh karena itu, Jerman juga berhak secara legal, menyerang kapal-kapal komersil yang mengangkut logistik militer bagi Inggris.
Lusitania yang secara diam-diam membawa persenjataan bagi Inggris ternyata telah menjadi korban U-Boat meskipun hanya secara kebetulan.
(Baca juga: Kisah Windi, Anak 'Bodoh' yang Bisa Menggambar dengan Sangat Indah. Karena Kecerdasan Bukan Hanya Soal IQ!)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR