Pelayaran Lusitania lalu dikawal oleh destroyer bernama Juno.
Selama empat hari mengarungi Laut Atlantik yang tenang, Lusitania berlayar tanpa masalah.
Tapi ketika rutenya memasuki perairan Laut Utara, ketegangan mulai timbul karena perairan itu lokasi berkeliarannya U-boat Jerman.
Apalagi Lusitania memasuki perairan Fastnet Rock, selatan Irlandia, lokasi yang menjadi favorit U-boat menyergap mangsanya.
Keganasan U-boat di perairan itu bahkan baru saja terjadi.
Pada tanggal 5 dan 6 Mei, Inggris melaporkan tiga kapal dagangnya ditenggelamkan oleh U-boat Jerman, U-20.
Angkatan Laut Inggris lalu mengirim berita radio ke Lusitania dan mendapat tanggapan serius dari Kapten Turner.
Pada tanggal 6 Mei malam sekoci pun dipasang pada posisi siap pakai dan lampu-lampu luar kapal dipadamkan agar tak terdeteksi oleh kapal-kapal selam Jerman.
Esok harinya, Jumat 7 Mei, Kapten Turner yang baru saja merasa lega karena malam sebelumnya tak ada kejadian yang membahayakan, tiba-tiba menjadi tegang.
Turner mendapat peringatan dari AL Inggris bahwa sebuah kapal U-boat tampak berlayar tak jauh dari posisi Lusitania.
U-20 dikomandani oleh Kapten Walter Schwieger itu sebenarnya sedang dalam perjalan pulang untuk mengisi bahan bakar dan amunisi serta logistik setelah dua hari sebelumnya sukses menenggelamkan tiga kapal dagang Inggris.
Posisi U-20 yang berada 10 mil dari pantai Irlandia kebetulan sedang berada di permukaan laut untuk mengisi baterai.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR