Faktor lain adalah besarnya jumlah penduduk Tangshan yang tinggal di bangunan apartemen dari batu bata, baik yang berlantai banyak maupun satu lantai.
Sekitar 95% bangunan perumahan itu runtuh, menimbun para penghuninya yang masih terlelap tidur.
(Baca juga: Tusuk Konde Bu Tien, Rahasia Kewibawaan Pak Harto yang Perlu 'Ritual' Khusus untuk Mengambilnya)
Bangunan yang memiliki struktur tahan gempa beton dan baja pun tidak berdaya terhadap puncak guncangan.
Tatkala gempa susulan menggoyah Tangshan siang harinya dengan kekuatan 7,1 maka bangunan yang paginya masih mampu berdiri akhirnya ambruk juga.
Penduduk kota Tangshan mengalami tragedi dan horor yang tidak terbayangkan.
Apalagi cuaca kemarau yang panas sedang menyengat kota yang telah rata dengan tanah itu, sementara ribuan jenazah masih terkubur di antara puing-puing bangunan.
Gempa besar Tangshan
Hujan lebat yang kemudian turun menimbulkan banjir d ireruntuhan kota. Sedangkan mayat yang belum sempat dievakuasi dan dikuburkan mulai rusak.
Akibat kondisi susulan itu, maka berjangkitnya wabah penyakit tidak terhindarkan lagi, menyerang para korban yang tinggal di tempat-tempat pengungsian.
Semua penderitaan ini menimbulkan bekas mendalam terhadap mereka yang selamat.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR