Intisari-Online.com - Subuh hari pukul 03.43 pada 27 Juli 1976, tatkala orang masih nyenyak tidur terjadi musibah yang luar biasa karena mirip serangan bom nuklir.
Sebuah gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter meluluhlantakkan sebuah kota industri di China timur Laut (Tangshan Earthquake), menewaskan antara 655.000 hingga 800.000 orang.
Korban bencana alam yang begitu besar dalam sejarah kemanusiaan ini, terutama diakibatkan oleh pusat gempa yang langsung berada di bawah kota Tangshan.
Apalagi kota yang berpenduduk padat ini hampir seluruh warganya masih pulas di dalam rumah masing-masing.
(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)
Gempa dahsyat yang menimbulkan korban dan kehancuran luar biasa itu telah meninggalkan trauma berat yang bahkan mencapai seluruh China.
Akibat lebih lanjut gempa bumi menjadi “fobia-nasional” di negeri milyaran jiwa ini.
Mirip fobia warga Jepang yang trauma oleh serangan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada bulan Agustus 1945.
Selain karena pusat gempa kebetulan berada di bawah kota, faktor lain yang menyebabkan gempa di Tangshan menimbulkan korban dan kehancuran hebat adalah fakta geologis.
Gempa besar Tangshan
Tangshan teryata didirikan di atas tanah sedimen yang lunak, sehingga intensitas guncangan memicu buyarnya ketahanan tanah tersebut.
Buyarnya kekokohan tanah itulah yang melipatgandakan kehancuran kota di atasnya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR