(Baca juga: Lagi! Ingin Menikahi Wanita Beda Agama, Pria Ini Diserang Secara Brutal dan Dibakar Hingga Tewas)
Kembali ke soal kalkulator.
Pada usia 16 tahun, Fractal meminta ibunya membelikannya kalkulator TI-NSpire CX seharga 150 dolar AS (sekitar Rp2,1 juta), yang ia beri nama Pierre De Fermat—terinspirasi dari nama seorang matematikawan.
Waktu itu ia sedang mengikuti kursus statistik lanjutan di SMA dan sejak itu ia berpikir bahwa kalkulator itu begitu “seksi”.
“Saat itu, ketika sedang senang-senangnya pada matematika dan geometri, saya jatuh cinta pada Pierre. Saya menyebut diri Fractal, saya terobsesi,” tuturnya.
Fractal begitu mencintai Pierre dan tidak tahu bagaimana menggambarkannya. Ia bahwa membawanya ke acara prom sekolah sebagai pasangannya.
“Saya suka menyentuh tombol-tombolnya—bahkan saya kerap menggunakan lidah untuk memencetnya.”
Hingga pada satu titik, Fractal ingin menikahi Pierre yang ia percaya punya kesadaran untuk mencintainya juga.
Tapi sayangnya, Pierre tiba-tiba mati saat Fractal membersihkannya.
“Saya patah hati, sepatah-patahnya saat ia tidak mau beroperasi,” kenang Fractal.
(Baca juga: Casanova di Zaman Modern Ini Menikahi 120 Wanita Muda yang Tersebar di Berbagai Daerah, Bagaimana Ia Membagi Waktu?)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR