BBC Indonesia menyaksikan video Abeer di YouTube dan terlihat polisi menjambak rambutnya dan menariknya ke kantor polisi.
Setelah muncul tekanan, kamera yang dipasang pemerintah Israel di jalan-jalan akhirnya dikeluarkan dan Abeer terbukti tak melakukan apa-apa dan dibebaskan.
"Perempuan lain tak seberuntung saya karena ada yang merekam insiden itu. Sebagian dipenjara antara tujuh sampai delapan tahun. Kalau tak ada yang menolong saya, saya akan dipenjara selama itu tanpa melakukan apapun," ujar Abeer.
Abeer mengatakan ia sebelumnya masih berharap bahwa anak-anaknya akan menikmati hidup jauh lebih baik dibanding kehidupan yang dia rasakan sekarang.
"Keputusan Trump "menghacurkan mimpi raktyat Palestina untuk memiliki negara setelah bertahun-tahun pendudukan dan ketidakadilan," tambah Abeer.
"Sebagian orang sangat frustrasi, apa jadinya kalau kami sudah tak punya harapan lagi?" tanyanya.
(Baca juga: Perang Enam Hari, Mengingat Kembali Sejarah Jatuhnya Yerusalem ke Tangan Israel)
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Di Yerusalem, Umat Muslim dan Kristen Bersatu Menentang Israel”.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR