Akibat sikap tidak setuju dari negara-negara Arab itu potensi konflik antara warga Israel dan Arab Palestina jelas akan makin meningkat.
Apalagi sudah mulai dibentuk kelompok-kelompok perlawanan untuk menyerang warga Yahudi.
Usulan Komisi Khusus PBB yang sudah disetujui oleh Sidang Umum PBB pun mulai dijalankan dengan situasi yang mencerminkan semangat besar warga Yahudi untuk segera memiliki negara dan keengganan dari warga Arab Palestina.
Tapi proses pembagian dua wilayah yang akan dibatasi oleh tembok besar itu nantinya ternyata tidak berjalan mudah.
Warga Yahudi sendiri mengalami kebingungan.
(Baca juga: Mengerikan, Wanita Ini Robek Testis Pacar dengan Gigi. Alasannya Bikin Geleng-geleng)
Kendati warga Yahudi dan Arab Palestina tidak akur, banyak dari mereka yang tinggal dalam satu wilayah.
Komisi khusus PBB jelas tidak bisa memberikan wilayah itu ke salah satu pihak saja karena dipastikan akan memicu konflik.
Untuk mengatasi wilayah yang masih tumpang tindih itu Komisi Khusus akhirnya memutuskan pembagian wilayah Israel sebagai negara Yahudi itu meliputi wilayah dari utara ke selatan jaraknya kurang dari 400 mil.
Wilayah itu terdiri atas kawasan Galilea yang berbatasan dengan Suriah dan Lebanon, jalur sepanjang pantai tengah termasuk kota besar Tel Aviv yang kemudian jadi ibukota Israel.
Lalu kota Jaffa dan Haifa, serta gurun Najev yang cukup luas di wilayah selatan.
Di wilayah itu masalah langsung timbul karena terdapat pemukiman warga Arab Palestina.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR