Terakhir dari tur musium ini adalah ruang pengakuan dosa.
Anda akan menemukan banyak sekali memo yang ditempel di tembok berisi cerita pengunjung terkait kehidupan seksual mereka, bahkan Anda juga bisa menulisnya jika Anda mau.
Sepanjang perjalanan di dalam musium, ada beberapa komputer yang bisa Anda gunakan untuk bertanya jika ada hal yang membuat Anda penasaran mengenai profesi ini.
Musium ini buka setiap hari dari jam 11 pagi hingga jam 12 malam.
Untuk masuk, Anda harus membayar Rp 160 ribu per-orang.
(BACA JUGA : Tanda-tanda Pasangan Hanya Memanfaatkan Anda, Salah Satunya Mungkin Sedang Anda Rasakan )
SEJARAH RED LIGHT DISTRICT YANG SEBENARNYA
Awalnya, jalan Old Amsterdam (sekarang dikenal sebagai Red Light District) adalah kawasan yang beragama hingga ketika pusat keagaamaan Katolik berpindah, jalan ini kemudian dikuasai para pelaut yang berlabuh di sini.
Sejak ramai dengan kegiatan perdagangan, Old Amsterdam mulai dikuasai dengan kegiatan hiburan malam.
Kedai, bar, klub malam, dan bisnis prostitusi berkembang dengan sangat cepat dan mulai timbul kekhawatiran pemerintah terhadap praktik eksploitasi wanita.
Sejak tahun 2006, pemerintah memulai project Red Light District untuk melindungi para pekerja seks komersil.
Pemerintah membatasi kegiatan prostitusi dengan mewajibkan tiap rumah prostitusi mendaftarkan para pekerjanya dan tidak lagi menurunkan izin pembangunan rumah prostitusi baru.
Pekerja seks komersial di Red Light District memiliki serikat pekerja dan dilindungi, selain itu juga wajib membayar pajak.
Praktik prostitusi diawasi dengan peraturan yang jelas dan iklim bisnis yang sehat.
Bagi warga Amsterdam, Red Light District bukanlah hal yang tabu, melainkan sebuah upaya untuk menghargai profesi tertua di sini.
Red Light District juga selalu ramai oleh pengunjung, baik yang datang untuk menggunakan jasa pekerja seks komersial maupun hanya melihat-lihat etalase sepanjang jalan Old Amsterdam.
(BACA JUGA : Inilah Wanita Terkaya Indonesia 2017, Hartanya 11 Triliun Rupiah Dan Sangat Menggemari Buku )
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Aulia Dian Permata |
KOMENTAR