Advertorial

Pencarian 3 Awak Pesawat C-2 yang Hilang Dihentikan, Angkatan Laut AS Terbukti Sedang Hadapi Dilema di Pasifik

Moh Habib Asyhad

Editor

Padahal militer AS harus terus siaga menghadapi perang dengan Korut yang sewaktu-waktu bisa pecah sekaligus menghadapi kekuatan laut militer China di kawasan Laut China Selatan.
Padahal militer AS harus terus siaga menghadapi perang dengan Korut yang sewaktu-waktu bisa pecah sekaligus menghadapi kekuatan laut militer China di kawasan Laut China Selatan.

Intisari-Online.com -Proses pencarian tiga awak pesawat transpor C2-A Greyhound US Navy yang hilang setelah Greyhound jatuh di Laut Pasifik sebelah tenggara Okinawa pada Rabu (22/11) resmi dihentikan.

Penghentian proses pencarian tiga awak pesawat yang hilang itu menandakan, Angkatan Laut AS telah memberikan status “hilang dalam tugas” (missing in action) terhadap mereka.

(Baca juga:Pesawat Pengumpan Logistik US Navy Jatuh, ‘Borok’ Militer AS Terbuka)

(Baca juga:Sadis, Angkatan Laut Israel Tembaki Kapal Nelayan Palestina dan Menyebabkan 1 Orang Tewas)

Keputusan menghentikan operasi pencarian tiga awak Geyhound yang dianggap sudah gugur itu sebenarnya bisa memunculkan dilema besar bagi Angkatan Laut AS, apalagi delapan awak Greyhound lainnya berhasil diselamatkan.

Dilema besar akan dihadapi oleh para personel Angkatan Laut AS karena musibah jatuhnya Greyhound ke laut otomatis akan menurunkan “semangat tempur” mereka mengingat sudah begitu banyaknya kecelakaan yang telah menimpa armada laut Angkatan Laut AS.

Selama tahun 2017 saja sejumlah kecelakaan yang telah dialami kapal-kapal perang US Navy bisa menunjukkan bahwa profesionalisme para awaknya memang sedang payah atau sedang mengalami keletihan saat bertugas (fatique).

Pada Januari 2017, kapal penjelajah USS Antietam baling-balingnya rusak setelah menghantam dinding pelabuhan di Tokyo Bay, Jepang.

Bulan Mei 2017 kapal perang Angkatan Laut AS bertabrakan dengan kapal pencari ikan Korsel dan mengalami kerusakan ringan.

Sementara pada Juni 2017 kapal perang destroyer Angkatan Laut AS bertabrakan dengan kapal barang Jepang di lepas pantai Honsu, Jepang dan menyebabkan 7 pelaut tewas.

(Baca juga:Iseng Gambar Vulgar di Langit dengan Pesawat Tempur, Pilot US Navy Ini Langsung Dinonaktifkan)

Pada Agustus kapal perang Angkatan Laut AS tabrakan dengan kapal tanker Liberia di Singapura dan pada November, destroyer USS Benfold ditabrak kapal tunda (tugboat) Jepang sehingga rusak parah.

Dengan berbagai kecelakaan yang dialami oleh armada Angkatan Laut AS, maka disimpulkan telah terjadi pelemahan terhadap kekuatan Angkatan Laut AS.

Padahal militer AS harus terus siaga menghadapi perang dengan Korut yang sewaktu-waktu bisa pecah sekaligus menghadapi kekuatan laut militer China di kawasan Laut China Selatan.

Artikel Terkait