Tapi ketika sedang terbang rendah untuk persiapan penerjuan pasukan Hercules ternyata disergap oleh Neptune.
Namun berkat informasi radar yang terpasang di Bula, kendati Neptune ketinggian terbangnya sama dengan Hercules, kecepatan terbangnya tidak mampu mengimbangi kecepatan Hercules.
Akibatnya, Neptune gagal mengejar dan memilih terbang balik ke pangkalannya.
Operasi perjunan pasukan yang dikontrol langsung oleh Panglima Mandala Mayjen TNI Soeharto yang berada di pesawat komando Convair-240 itu berjalan lancar.
Semua pasukan bisa diterjunkan dan keenam Hercules pun bisa mendarat selamat di pangkalan udara AURI.
Tapi pasukan yang diterjunkan di berbagai kawasan ternyata harus menghadapi keganasan rimba Irian Barat dan pertempuran sengit melawan sergapan pasukan Belanda.
(Baca juga: Siap Bantu Warga Rohingya, 2 Pesawat Hercules TNI AU Penuh Logistik Siap Diterbangkan dari Jakarta ke Myanmar)
(Baca juga: Pesawat Hercules C-130 yang Jatuh di Papua Punya Jejak Mentereng di RAAF Australia)
Sejumlah pasukan PGT pun gugur sebagai pahlawan.
Setelah berkali-kali bentrok dengan serdadu Belanda hingga tercapainya gencatan senjata antara Indonesia-Belanda (1963), semua pasukan yang selamat pun ditarik kembali ke markas induknya.
Suksesnya sejumlah operasi di Irian Barat yang sifatnya sangat rahasia ituy tidak terlepas dari peranan radar early warning dan ground control interceptor yang berada di Bula.
Berkat antuan radar buatan Polandia itu upaya pesawat-pesawat Belanda yang akan melaksanakan penyergapan langsung terdeteksi sehingga semua Hercules bisa menghidar ke arah yang tepat.
Radar peringatann dini di Bula dan Morotai selain digunakan oleh pesawat-pesawat terbang yang dioperasikan di Komando Mandala juga berguna untuk mengerahkan pesawat-pesawat MIG-17 dan Mustang AURI.
Khususnya ketika pesawat-pesawat penyergap Bbelanda berhasil dideteksi oleh radar.
Untuk meminimalkan resiko, dalam Operasi Jatayu semua rencana penerbangan disusun secara matang dan teliti.
Antara lain diberikan alternatif pendaratan dan rute untuk melarikan diri.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR