(Baca juga: Keren! Helm Antipeluru Milik Pasukan Elite Inggris Ini Bisa Membedakan Kawan atau Lawan)
Nasib sial pasukan elit Inggris itu dimulai ketika pada 23 Agustus 2006 sebanyak 88 personel pasukan dari Parachut Regimen dan Royak Irish Regiment mendapat tugas menggantikan pasukan NATO dari kontingen Denmark yang sudah usai tugas di benteng Musa Qala.
Gabungan pasukan elti Inggris yang dinamai Easy Company itu didatangkan menggunakan dua heli Chinook secara senyap.
Tak berapa lama setelah pasukan Easy Company masuk benteng Musa Qala dan berlangsung serah terima pasukan, iringan-iringan pasukan NATO Denmark yang terdiri dari 40 kendaraan lapis baja dan delapan kendaraan pembawa senapan mesin berat meninggalkan benteng Musa Qala.
Proses pergantian pasukan Inggris dan Denmark itu ternyata diawasi secara cermat oleh para mata-mata dari para pejuang Taliban.
Mata-mata pejuang Taliban segera melaporkan kepada pemimpinnya bahwa kekuatan tempur yang menjaga benteng Musa Qala telah melemah karena pasukan Denmark sudah ditarik.
Kesimpulan dari pengamatan para mata-mata Taliban memang tidak salah. Saat itu pasukan Easy Company yang berkekuatan 88 personel hanya dipersenjatai dua senapan mesin berat dan sejumlah peluncur mortir.
Tim medisnya juga terbatas karena hanya ada satu dokter dan dua perawat serta tidak ada kendaraan militer sama sekali.
Posisi benteng Musa Qala sendiri berada di lembah tandus yang terbuka dan dikelilingi desa-desa yang penduduknya cenderung pro Taliban.
Posisi terbuka dan rawan sergapan itu membuat sulit bagi heli Chinook untuk mendarat secara aman demi mengirim bantuan baik berupa logistik maupun pasukan. Pengiriman pasukan dan logistik lewat darat juga beresiko tinggi karena semua akses jalan menuju Musa Qala sudah dikuasai Taliban.
Para pejuang Taliban ternyata paham betul posisi sitting duck pasukan Ingggris di Musa Qala dan sebelum bantuan tiba mereka sudah melancarkan serangan.
Dengan kekuatan sekitar 500 personel, pejuang Taliban lalu melancarkan serangan frontal dari semua arah. Sejumlah pejuang Taliban bahkan sampai maju mendekati benteng lalu melemparkan granat.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR