Melahirkan dalam perjalanan
Rohani mengatakan, jarak antara desanya dengan Puskesmas yang hanya 3-4 jam sudah cukup bagus.
Masih banyak desa yang lebih jauh lagi. Seperti desa Mak Lenteng di kabupaten Gowa. Dulu sebelum ada kendaraan, mereka harus enam jam berjalan kaki dari desanya menuju Mak Lenteng.
Pernah satu kali, Rohani menolong salah seorang ibu hamil dari sana. Dalam perjalanan, si ibu keburu melahirkan, di atas tandu darurat yang mereka buat.
Awalnya mereka tidak menyadari. Tapi ketika mengetahuinya, mereka pun mempercepat langkah menuju Puskesmas.
Mereka tidak ingin mengambil risiko memotong plasenta di jalan.
Baru sesampainya di Puskesmas, ibu dan bayi langsung ditangani petugas kesehatan. Kejadian ini, sebut dia, beberapa kali terjadi sebelum ada angkutan menuju Mak Lenteng.
Tapi Rohani bersyukur, selama kiprahnya menjadi relawan, tidak ada satupun ibu hamil yang harus meninggal di jalan.
Di sela-sela kesibukannya menjadi relawan, Rohani berladang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Keluarganya menanam cabai, kunyit, dan sayuran.
Setiap panen kunyit, bisa sekitar 20 karung. Lalu Rohani akan membawa ke pasar untuk dijual.
Uniknya, di pasar, Rohani tidak hanya berjualan. Tapi juga mengingatkan ibu-ibu hamil di pasar untuk datang ke Puskesmas.
“Biasanya saya datangi ibu hamil itu dan bertanya apakah dia sudah periksa kehamilan ke Puskesmas atau belum, “ ujarnya polos.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR