Advertorial
Intisari-Online.com -Kekerasan terhadap turis kembali terjadi di India, kali ini menimpa pasangan turis asal Swiss Quentin Jeremi Clerc dan Marie Droz.
Mereka menjadi korban penyerangan saat mengunjungi Fatehpur Sikir, sebuah monumen yang berjarak 44 km dari Taj Mahal, India.
Seorang perwira polisi kepada BBC Hindi mengatakan, empat orang menyerang Quentin Jeremi Clerc dan kekasihnya, Marie Droz sebagai buntut sebuah perselisihan pada Minggu (22/10).
Media setempat pada Rabu (25/10) melaporkan, Quentin mengalami retak di tengkoraknya dan Marie mengalami luka di tangannya.
Keduanya kini dirawat di sebuah rumah sakit di New Delhi, sementara polisi masih mengejar pelaku penyerangan itu.
Kepada harian The Times of India, Quentin mengatakan, perselisihan diawali ketika keempat penyerang itu memotret dia dan kekasihnya.
Di hadapan polisi mengatakan, keempat orang itu memaksa Marie membuat foto selfie bersama mereka.
Keempat orang itu kemudian membuntuti mereka selama satu jam sebelum memukuli keduanya dengan menggunakan tongkat.
Kepala Kepolisian Agra Amit Pathak mengatakan, keempat tersangka sudah diidentifikasi dan saat ini tengah diburu.
“Kedua turis itu datang ke kantor polisi dan kami membawa mereka ke rumah sakit. Mereka tak ingin memasukkan laporan tetapi kami tetap mengejar keempat orang itu,” kata Pathak.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan India mengecam serangan terhadap kedua turis asal Swiss itu karena perbuatan itu mencoreng wajah negeri tersebut.
“Saya kira menteri luar negeri harus bertindak. Ini masalah ketaatan hukum tetapi sebagai menteri kebudayaan dan manusia, saya mengecam serangan yang amat memalukan ini,” kata Sharma kepada kantor berita PTI.
Menurut Biro Catatan Kriminal Nasional (NCRB), angka kejahatan terhadap wisatawan asing di India tahun ini menurun 29,4 persen.
Pada 2014, terdapat 384 kasus penyerangan turis di seluruh penjuru India. Setahun berikutnya angka itu menurun jadi 271 kasus.
(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasangan Turis Asal Swiss Babak Belur Dikeroyok di India")