Advertorial
Intisari-Online.com -Prestasinya mungkin tidak sekolosal yang dilakukan Dashrath Manjhi, yang dijuluki “Lelaki Gunung” dari India, namun semangat Bapurao Tajne sama gigihnya dengan Manjhi.
Tajne dilarang mengambil air sumur oleh pemilik sumur. Tidak hanya itu, istrinya juga dihina karena sering mengambil air sumur orang lain, seperti dilaporkan Times of India, Minggu (8/5/2016).
Buruh miskin desa Kalambeshwar, Distrik Washim, Negara Bagian Maharashta, India, itu pun nekatmenggali sumur seorang diri; pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh empat atau lima orang.
(Baca juga:Dashrath Manjhi, Menghabiskan 22 Tahun Memahat Gunung Setelah Kematian Tragis Istrinya)
Tajne berasal dari kasta rendah, Dalit atau Paria. Berkat kegigihannya seluruh warga Dalit di kampungnya bisa mengambil air sumurnya dan tidak lagi bergantung dari sumur kasta lain.
"Saya tidak ingin menyebut nama pemilik sumur itu karena saya tidak ingin kejadian buruk di desa. Namun, saya merasa, dia menghina kami karena kami miskin dan kaum Dalit,” kata Tajne.
Begitu pernyataan Tajne tentang pemilik sumur yang melarangnya menimbah air di sana, sekaligus menjadi alasannya nekad menggali sumur meski dicemooh dan diejek orang lain.
“Saya pulang ke rumah hari itu, di bulan Maret, dan hampir menangis. Saya bertekad takkan pernah mengemis air dari siapa pun," kata Tajne.
Ia melanjutkan, "Saya pergi ke Malegaon (kota terdekat) dan membeli alat-alat dan dalam satu jam saya mulai menggali.”
Meskipun Tajne tidak pernah menggali sumur sebelumnya, ia menyediakan waktu enam jam sehari selama 40 hari untuk menggali sumur sampai menemukan air. Ia mengira-ngira titik air.
Pakai naluri
Tidak seorang pun, bahkan anggota keluarganya, membantunya. Semua orang mengira ia sudah gila.
Meski diejek warga lain, tetapi Tajne terus bekerja dan tak menghiraukan cemoohan orang.
Tidak ada studi hidrologi untuk memilih tempat, Tajne memulainya dengan naluri. “Saya berdoa dengan khusyuk kepada Allah sebelum memulai pekerjaan,” katanya.
Pria itu terus saja bekerja dan tak mau menyerah dengan keadaan dan terus menggali sumur. Secara keseluruhan ia “bekerja selama 14 jam sehari tanpa instirahat selama 40 hari,” tulisTimes of India.
Sampai akhirnya Tajne menggali sumur sedalam total 20 kaki atau setara tujuh meter dalamnya dengan lebar 8 kaki atau 2,4 meter. Ia pun berhasil mendapatkan air di sumurnya.
“Saya bersyukur, doa saya telah dikabulkan,” kata Tajne.
“Sulit rasanya untuk menjelaskan apa yang saya rasakan di hari-hari ini. Saya hanya ingin menyediakan air untuk seluruh wilayah saya sehingga Dalit tidak harus mengemis air dari kasta lain,” katanya.
Warga desa dan isterinya, Sangita, sekarang menyesal telah ikut mengejek suaminya.
“Saya tidak membantunya sedikit sampai ia menemukan air. Sekarang seluruh keluarga, kecuali dua anak, membantunya memperdalam dan memperlebar sumur,” kata Sangita.
Seorang tetangga, Jaishree, memuji kegigihan Tajne.
“Terima kasih kepada Tajne kami mendapatkan air sepanjang waktu. Sebelumnya, kami harus melakukan perjalanan satu kilometer ke bagian lain dari desa dan kadang-kadang dihina orang,” kata Jaishree.
Tajne perlahan-lahan mendapatkan pengakuan luas. Aktor film India, Nana Patekar,berbicara kepada Tajne melalui telepon dan berjanji untuk bertemu dengannya segera. Seorang pekerja sosial dari Washim menjanjikan dia sejumlah uang.
Lelaki Gunung
Kisah perjuangan Tajne mengingatkan kita pada kisah Manjhi, yang lahir sekitar tahun 1934 dan meninggal pada 17 Agustus 2007, dikenal sebagai Lelaki Gunung.
Manjhi juga seroang buruh miskin di Desa Gehlaur, dekat Gaya, Negara Bagian Bihar, India.
Semasa hidupnya, Lelaki Gunung itu memahat sebuah gunung untuk membuat jalan baru dengan hanya menggunakan sebua palu dan pahat untuk mempersingkat jalan.
Setelah 22 tahun bekerja seorang diri, Manjhi berhasil mengukir jalan sepanjang 360 feet atau sekitar 110 meter dan tinggi 25 feet atau setara 7,6 meter.
Pria itu berhasil mempersingkat perjalanan antara blok Atri dan Wazirganj di Distrik Gaya, dari 55 km menjadi hanya 15 km. Dia pun dijuluki Lelaki Gunung.