Advertorial
Intisari-Online.com -Jika selama ini banyak yang membanggakan diri karena pernah mendaki puncak tertinggi di dunia Everest (8.848 meter), sepertinya ia harus bertemu dengan Anshu Jamsenpa.
Ia adalah ibu dua anak yang tinggal di kawasan Arunachal Pradesh, India, yang berbatasan dengan Nepal dan Bhutan.
Namanya menjadi populer setelah sukses mendaki puncak Everets dua kali.
(Baca juga:Inilah Rahasia Orang-orang Sherpa Bertahan Hidup di Himalaya yang Ganas)
Bukan sembarang mencapai puncak, prestasi perempuan 38 tahun itu mendaki puncak Everest hingga dua kali tergolong sangat langka karena cukup dilakukan dalam kurun waktu lima hari: 16 Mei – Mei 2011.
Jamsenpa yang lahir di kawasan Dirang itu memang sejak kecil sudah akrab dengan terjalnya gunung. Bagaimanapun juga, lingkungan sekitar tempatnya tumbuh besar memang bergunung-gunung.
Meski begitu, keinginan Jamsenpa untuk mendaki Gunung Everest belum muncul ketika dirinya masih gadis. Sejak kecil ia hanya ingin menjadi wartawan.
Pada usia 21 tahun, Jamsenpa menikah dan bersama suaminya, Tsering Wange, mendirikan biro wisata bernama Himalayan Holidays.
Target biro wisata itu adalah menjelajahi kawasan pegunungan India bagian utara yang berbatasan langsung dengan Bhutan.
Tapi ketika hamil anak kedua pada tahun 2003, Jamsenpa yang banyak bekerja di belakang meja mulai mengeluh karena tidak ada waktu lagi untuk mendaki gunung.
Setelah kedua anaknya cukup, sekitar tahun 2009, Jamsenpa memutuskan untuk mendaki hingga puncak Everest dan mulai melakukan latihan keras selama dua tahun.
Latihan fisik dan mental yang dipersiapkan Jamsenpa agar sukses mendaki puncak Everest ternyata beragam.
Mulai dari latihan lari, fitness, yoga, olah raga aerobik, mendaki gunung dengan target tertentu, dan lainnya.
(Baca juga:Ternyata Everest Bukan Gunung Tertinggi di Dunia!)
Tahun 2011 bersama 9 pendaki gunung lainnya, Jamsenpa mendaki menuju puncak Everest, dan di luar dugaan, ia bisa mendaki Everest dua kali dalam waktu lima hari.
“Apa yang saya capai berkat latihan keras, semangat pantang menyerah, cuaca yang mendukung, dan kekuatan dari Tuhan. Saya merasa sangat bahagia ketika berada di puncak Everest dan merasa dekat sekali dengan Tuhan,” papar Jamsenpa kepada Cnn.com.