Akhirnya setelah keduanya mendarat barulah semua jelas bahwa dua orang berkulit sawo matang kehitam-hitaman itu adalah penduduk pribumi.
Mereka kemudian saling berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
(Baca juga: Kabar Bahagia, Donald Trump Izinkan Pengungkapan Dokumen Pembunuhan John F. Kennedy)
Lewat bahasa isyarat yang didukung penjelasan melalui goresan di pasir, Kennedy dan anak buahnya pun paham bahwa dua nelayan itu sengaja dikirim untuk mencari mereka.
Kennnedy lalu menuliskan pesan rahasia yang kemudian dibawa oleh Gasa dan Eroni.
Perlu perjuangan keras bagi dua nelayan itu untuk menemui Letnan Evans.
Pasalnya selama mendayung menempuh jarak 65 km nyawa keduanya selalu terancam oleh kapal patroli Jepang.
Setelah mengetahui awak kapal PT-109 sebagian besar selamat dan harus segera dievakuasi, US Navy lalu mengirim PT-157 yang dikomandani Letnan William Liebenow untuk menjemput.
JFK sudah diberi tahu melalui Gasa dan Eroni yang waktu itu akan datang bersama Letnan Evans. Jika PT-157 muncul, JFK harus melepaskan isyarat sandi berupa empat kali tembakan.
Ketika PT-157 mendekati pulau Olasana JFK pun mencabut pistolnya dann mulai menembak.
Di dalam magasen ternyata hanya tersisa tiga peluru. Letnan Evans pun segera memberikan senapannya sehingga tembakan sandi pun genap empat kali.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR