Sketsa-sketsa itu dari tahun 1960. Dua tahun kemudian pekerjaan pembangunan selesai dan ketika Soviet mau mengantarkan roket-roket dalam kapal-kapal melintasi samudera Atlantik ke pulau Castro, krisis Kuba pecah.
Waktu itu Presiden John F. Kennedy mengambil risiko untuk mengultimatum Kruschev. Perang dunia III sudah di ambang pintu dan Kruschev menarik kembali kapal-kapalnya.
CIA kurang senang bahwa di pintu masuk Amerika ada seorang diktator komunis yang berkuasa. Karena itu dinas rahasia sudah sejak 1960 memikirkan a.l:
* Pembunuhan terhadap Castro.
* Peledakan sebuah kapal amunisi di pelabuhan Havanna.
* Perompakan sebuah kapal Russia di perairan Kuba.
* Penyelesaian rahasia dengan tokoh-tokoh Mafia yang kehilangan kasinonya karena Castro.
* Serangan udara terhadap pusat militer Kuba.
Juga dalam hal ini puteri nakhoda Jerman yang waktu itu berusia 19 tahun memegang peran.
"Frank Fiorini dan saya selalu memikirkan bagaimana bisa membunuh Castro. Kami mengambil keputusan untuk membomnya selama pidatonya yang panjang-panjang. Pesawat dan bom sudah tersedia. Pesawat naik, bom dijatuhkan, habis perkara. Mudah bukan. Namun kemudian ada sesuatu yang tidak cocok. Ide itu disingkirkan.”
Empat bulan lamanya Marita Lorenz yang menamakan dirinya Ilona Marita, hidup berdampingan dengan Fidel Castro.
Apakah ia bermaksud untuk membunuh Castro seperti yang diperintahkan oleh CIA? Ataukah ia membenci Castro karena urusan pribadi.
"Ia pernah memperkosa saya di atas salah sebuah meja rulet kasino Hilton di depan orang-orangnya. Peristiwa itu tidak bisa saya maafkan."
Puteri nakhoda itu rupanya memang suka diktator. Dari sebuah yayasan yang khusus didirikan untuknya, setiap bulan ia menerima seribu dollar untuk tunjangan bagi anak perempuannya dari hubungannya dengan bekas diktator Venezuela, Perez Jimenez.
Ketika ditanya mengenai hal itu ia menjadi kesal: "Itu urusan pribadi".
Dan Fidel Castro? "Itu saya lakukan demi negara saya." Marita Lorenz menjadi warga negara Amerika. (Quick no 19 — 1975)
(Pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 1975)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR