Rasa ketakutan agen CIA itu ternyata tidak beralasan. Keadaan Hilton masih sama kacaunya seperti waktu ia tinggal di situ.
Dan informasi dari CIA cocok. Castro sedang bepergian. Dan bersama dia semua pengawal pribadinya dan pembantunya yang tinggal di tingkat ke 24.
Marita mengeluarkan kuncinya dan memasukkannya ke pintu no 2408. Setelah di dalam dikunci lagi dua kali.
Kamar itu seperti baru ditinggalkan kemarin sore. Semua berserakan seperti biasanya dan tidak ada orang yang berani memberes-bereskan, karena takut akan membuang dokumen yang penting.
Saya tiba-tiba teringat bahwa Castro pernah mengatakan bahwa tidak ada orang yang boleh masuk ke kamarnya kalau dia tidak ada. Dulu tengkuk saya berdiri.
Bahkan kakaknya Raul sekalipun tidak boleh. Saya ambil saja apa yang bisa saya ambil dan saya sembunyikan di bawah pakaian seragam. Dengan hati-hati saya keluar dari Hilton dan menyembunyikan diri dalam hotel kecil saya."
Kedengarannya terlalu sederhana. Namun setelah diteliti rupanya Marita Lorenz tidak berbohong.
Ia melepaskan seragam Letnan Kubanya dan mengenakan pakaian yang murah. Dengan pesawat milik perusahaan penerbangan Kuba ia lalu terbang ke New York.
Ia tidak tahu persis kertas apa yang diambilnya dari lantai. Di lapangan terbang New York ia sudah menyerahkan seluruh berkas kertas-kertas yang tak keruan itu.
Beberapa hari tidak terjadi apa-apa. Kemudian Fiorini menilpon dia dan memberi tahu bahwa missinya berhasil: Hasilnya fantastis dan pemerintah Amerika bisa berterima kasih kepada anda.
Diantara dokumen-dokumen itu ada bagian peta dalam ukuran besar yang diberi bulatan-bulatan. Di sebelahnya ada komentar dalam salah satu bahasa Slavia.
Baru beberapa tahun kemudian Fiorini mengatakan bahwa peta dengan bulatan-bulatan itu merupakan rencana orisinil penempatan basis roket Soviet di Kuba.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR