Advertorial
Intisari-Online.com - Tidak ada yang lebih mengganggu percakapan di jam makan selain smartphone.
Masyarakat kini mengalami kecanduan modern.
Sehingga, sebuah restoran cepat saji di Singapura tercetus ide menyediakan loker untuk ponsel.
Supaya para pengunjung dapat sedikit mengambil waktu beristirahat dari dunia maya dan memiliki percakapan nyata selama menikmati makan.
Program ini dinamakan “Phone off. Fun On”.
Bukan tanpa alasan, karena dampak tiap menit menggunakan ponsel mempengaruhi interaksi.
Bahkan, yang paling merasa dicuekkan karena ponsel yaitu anak-anak.
Dilansir dari mirror.co.uk, peneliti melakukan wawancara terhadap mereka.
(Baca juga: Tidak Ingin Ponsel Kita Jadi Korban ‘Hacker’? Segera Lakukan Cara-cara di Bawah Ini)
Satu per satu ditanya mengenai siapa yang paling sering menggunakan ponsel dan bagaimana perasaan mereka.
Dua anak perempuan mengatakan ayah mereka tidak mendengarkan perkataan sampai harus mereka mengulangnya.
Salah seorang perempuan menambahkan ibunya menghabiskan sepanjang waktu di komputer dan ia merasa sedih karena tidak dapat bermain board game atau lainnya.
Seorang anak laki-laki menambahkan orang tuanya tidak memberikan perhatian padanya ketika mereka sibuk dengan ponsel.
Tampaknya banyak orang berpikir dengan memegang ponsel dan melakukan pencarian untuk beberapa menit tidak akan menjadi masalah.
Tapi, anak-anak menjadi sedih karena orang tuanya terlalu lama menghabiskan waktu untuk dunia maya daripada mengobrol dengan mereka.
Orang tua sendiri banyak mengeluhkan anak-anak yang menghabiskan waktu terlalu lama menatap layar, sementara anak-anak percaya orang tua mereka yang menghabiskan banyak waktu.
Sebesar 93% dari anak-anak umur 8-11 tahun memiliki gadget pribadi. Sedangkan 45% dari yang memiliki gadget, orang tua mereka tak memberikan peraturan berapa lama mereka dapat memakainya.
(Baca juga: (Video) Hentikan Kebiasaan Gunakan Ponsel di Pinggir Jalan, Jika Tak Mau Bernasib Seperti Wanita Ini)
Tristram Hunt, sekreteraris edukasi menjelaskan semua ini tentang kesadaran orang tua, bukan sekolah, lingkungan atau pemerintah.
Orang-orang berada dalam kondisi yang generasi berbicara dan mendengarkan lebih sedikit.
Meninggalkan sejenak hiruk pikuk ponsel untuk memiliki waktu berkualitas bersama orang yang kita kasihi sebenarnya lebih berharga.
(Melina Ikwan)