Intisari-online.com—Apakah kita pernah merasa bersalah karena terlalu lengket dengan ponsel sehingga mengabaikan orang lain? Kalau begitu, kita sudah sadar sedang terjebak dalam ketergantungan akan ponsel kita.
Tidak hanya menuai manfaat, memang menggunakan ponsel pintar juga menyenangkan. Untuk mengirim dan menerima email dan pesan, browsing, game, dan “klik-klik” lainnya. Namun kalau sudah berlebihan, itu yang bahaya. Waktu dengan gawai bisa membuat kita melewatkan banyak hal.
Perasaan bersalah karena membiarkan ponsel pintar yang mengatur kita ternyata bisa diatasi. Bagaimana caranya agar kita tidak lagi terlalu memprioritaskan “benda” ketimbang orang. Karena sering kali, kita mengalami kegagalan untuk memperhatikan dan mendengar orang lain karena keasyikan dengan dunia yang kita dapatkan dalam ponsel.
Mengubah kebiasaan memang bukanlah hal yang gampang. Karena untuk mengubah kebiasaan ini, kita mesti berani untuk mengakui bahwa kita memang terjebak dalam kebiasaan buruk. Artinya, ketika ada orang yang memperingatkan kita mengenai kelengketan kita dengan ponsel, jangan diabaikan. Kita cenderung membuat pembenaran sehingga kebiasaan buruk tak teratasi.
Berikut 10 cara yang bisa kita lakukan untuk lepas dari ketergantungan kita akan ponsel pintar dan aplikasinya:
1. Tanyakan pada diri, apa yang sebenarnya saya harapkan dengan melakukan ini? Apakah lebih baik menghabiskan waktu dengan teknologi atau menikmati waktu bersama keluarga?
2. Tantang diri kita untuk mengaku dengan rendah hati, bahwa ada yang salah dengan perilaku kita. “saya menggunakan ponsel terlalu banyak”, “saya lebih memprioritaskan teknologi dari pada keluarga saya,”
3. Buat aturan jangka panjang. Misalnya, ketika saya akan pergi bersama anak saya, saya hanya akan menggunakan ponsel untuk mengambil foto. Tidak untuk penggunaan lainnya.
4. Buat jadwal khusus untuk menggunakan gawai. Waktu bersama keluarga adalah hal yang penting. Cobalah memberikan perbandingan berapa lama waktu ideal bersama keluarga dan berapa lama waktu ideal untuk menggunakan gawai.
5. Prioritaskan sesuatu yang bernilai. Apa yang menjadi kegiatan yang berguna dan bernilai untuk membangun kita? Lakukanlah itu lebih banyak.
6. Kenali “penyebab”. Kita sering melihat ponsel, mengeceknya, mengutak-atiknya hanya karena alasan klise. Seperti merasa bosan, terganggu akan sesuatu, khawatir dalam menunggu respon orang lain di media sosial.
7. Puasa teknologi. Tetapkanlah waktu di mana kita tidak menggunakan ponsel sama sekali. Seperti seminggu sekali ada waktu no technology. Dalam keseharian juga bisa dilakukan, misalnya tidak akan menggunakan ponsel di atas pukul 22.00.
8. Buatlah zona bebas gawai. Misalnya, tidak ada penggunaan gawai saat di meja makan, kamar tidur, saat kencan, dan saat berkumpul bersama keluarga.
9. Minta dukungan dari anggota keluarga. Terapkan aturan-aturan di atas juga dengan keluarga anda. Sehingga anggota keluarga juga bisa mendukung satu sama lain.
10. Prioritaskan kegiatan lain yang tidak berhubungan dengan teknologi. Misalnya olahraga, hiking, menikmati suasana alam, dll.
(psychologytoday.com)