Walau kami bersuara dengan lantang, kami tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada perempuan-perempuan lainnya di seluruh dunia yang mengalami hal menyedihkan ini.
Tentu banyak yang mengalaminya, tapi kami tak kuasa untuk melawan.
Kelima, kami tidak berharap kalian mempercayai kami, tapi memang kalian tidak mudah mempercayai pengakuan kami.
Karena apa? Karena kami tidak memiliki bukti.
Yang kami punya hanyalah pengalaman menyedihkan dan amarah.
Dan sayangnya, terkadang pengakuan kami ini tidak berarti apa-apa tanpa bukti.
Keenam, sejujurnya kami tidak ingin disalahkan dalam hal ini.
Ketika kami buka suara soal pelecehan seksual, maka kalian cenderung menyalahkan kami.
Menanyakan pakaian apa yang kami kenakan, apakah kami mabuk, apakah kami menggoda si pelaku, atau yang paling parah apakah ada yang salah dengan riwayat seksual kami?
Ketujuh, inilah cara kami untuk meghormati diri sendiri.
Mungkin alasan yang paling menyedihkan mengapa kami tidak berbicara adalah karena kami malu.
Malu akan diri sendiri.
Sebab kami tidak melakukan apapun yang salah, namun pelecehan tetap saja terjadi!
Bagaimana, sudahkah kalian mengerti mengapa kami sulit melawan pelecehan dan kekerasan seksual?
Kami berusaha menanganinya secaea pribadi, tapi sejujurnya kami membutuhkan simpati dan empati dari kalian.
Terimakasih karena sudah peduli untuk membaca surat ini.
Semoga isu pelecehan seksual bukan saja menjadi kekhawatiran kaum perempuan saja, namun menjadi keprihatinan semua orang.
Salam dengan penuh ketulusan,
Perempuan
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR