Mereka pun harus bayar parkir karena telah menggunakan fasilitas umum sesuai hukum atau perda yang berlaku.
Di Indonesia khususnya di era Orde Baru anggota TNI memang diistimewakan termasuk mengistimewakan kendaraan yang digunakan oleh anggota TNI bersangkutan.
Maka di era Orde Baru meskipun di jalanan hanya ada satu kendaraan berplat militer, ia tetap harus diprioritaskan.
Tak ada seorang pun yang berani mengutip uang parkir kendaraan TNI yang sedang parkir di mana pun karena memang takut.
Sayangnya Image bahwa siapa pun yang mengendarai mobil atau motor berplat TNI akan diprioritaskan dan ditakuti ternyata masih terbawa di era reformasi.
Oleh karena itu menjadi masuk akan akal jika banyak asesori TNI dipasang pada mobil-mobil pribadi atau umum supaya ditakuti.
Orang sipil membawa kendaraan berplat TNI bahkan menjadi “lebih galak” karena merasa dirinya pasti ditakuti.
Maka ketika ada satpam yang berani minta bayar parkir sesuai tarif, orang sipil yang merasa “TNI ala Orde Baru itu” menjadi tidak terima.
Apalagi ia ternyata membekali diri dengan senjata api ilegal.
Untuk menunjukkan diri bahwa ia “TNI ala Orde Baru” yang menakutkan pistol pun ikut bicara.
Padahal sudah ada aturan jelas di lingkup TNI, senjata harus disimpan di gudang ketika sedang tidak dinas karena senjata TNI sejatinya untuk berperang bukan untuk menakut-nakuti warga sipil.
Hanya satuan tertentu yang anggotanya diperbolehkan membawa senjata api dan satuan itu bukan terdiri dari personel yang gampang mencabut senjata karena masalah sepele.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR