Advertorial

Tak Hanya Membantai Orang, Penembak Brutal di Las Vegas Juga Ingin Menciptakan Collateral Damage, Apa Itu?

Moh Habib Asyhad

Editor

Lebih dari itu, ia ingin membuat "peristiwa bersejarah" di AS dengan menciptakan bencana yang bisa mengakibatkan kerusakan dan kematian secara massal yang telah direncanakan secara sangat matang.
Lebih dari itu, ia ingin membuat "peristiwa bersejarah" di AS dengan menciptakan bencana yang bisa mengakibatkan kerusakan dan kematian secara massal yang telah direncanakan secara sangat matang.

Intisari-Online.com -Aksi Stephen Paddock yang menembaki lebih dari 20 ribu orang yang sedang menonton konser musik di Las Vegas, Minggu (1/10) dari lantai 32 hotel Mandalay Bay rupanya bukan hanya sekedar ingin membantai orang.

Lebih dari itu, ia ingin membuat "peristiwa bersejarah" di AS dengan menciptakan bencana yang bisa mengakibatkan kerusakan dan kematian secaramassal (collateral damage) melalui aksi teror yang telah direncanakan secara sangat matang.

(Baca juga:Marinir Veteran Perang Afghanistan Ini Terpaksa ‘Mencuri’ Mobil Demi Selamatkan Korban Penembakan Brutal di Las Vegas)

Pola serangan Paddock yang sudahmembekali diri dengan lebih dari 20 senapan serbu yang sebagian di antaranya telahdimodifikasi menjadi senapan mesin menunjukkan bahwa selain menerapkan pola seranganala seorang sniper, Paddock juga bertindak alaseorang pasukan komando.

Kombinasi pola serangan itu membuat Paddock bisa melakukan serangan tanpa ketahuan sekaligus menyiapkan pertahanan yang sempurna,termasuk menyiapkan cara untuk meloloskan diri.

Selain menempatkan kamera pengintai untuk mengantisipasi datangnya tim SWAT, diam-diam Paddock juga sudah menempatkan dua mobil di sekitar Hotel Mandalay Bay yang dilengkapi bahan peledak.

Ketika melakukan tembakan gencar kepada para penonton konser musik yang dalam posisi sitting duck (sasaran empuk) demi menciptakan kepanikan, Paddock juga mengarahkan tembakan ke tangki-tangki bahan bakar berukuran raksasa yang berada di lingkungan Bandara Internasional Mc Carran, Las Vegas.

Harapan Paddock, tangki-tangki itu akan meledak dan menimbulkan kerusakanserta bencana hebat (collateral damage) di sekitarnya.

Tapi tangki bahan bakar di Bandara Internasional Las Vegas itu rupanya anti peluru dan perlu peluru penembus baja untuk melubanginya sekaligus menimbulkan nyala api lalu meledak dahsyat.

Mencari peluru penembus baja di toko-toko senjata Las Vegas sebenarnya mudah "seperti membeli kacang goreng".

Tapi Paddock yang tidak memiliki latar belakang militer rupanya belum kepikiran untuk membekali diri dengan peluru penembus baja meskipun serangan brutalnya mencerminkan pola serangan ala sniper dan pasukan komando.

Jika tanki bahan bakar di Bandara Las Vegas sampai meledak maka konsentrasi para aparat keamanan akan buyar dan Paddock masih punya waktu untuk meloloskan diri dari hotel lalu kabur menggunakan mobil yang sudah disiapkan.

(Baca juga:Mendobrak Tradisi, Raja Salman Berkunjung ke Rusia Memborong Senjata untuk Persiapan Melawan Iran)

Gagalnya tanki bahan bakar di Bandara Internasional Las Vegas meledak, membuat Paddock sadar bahwa sebentar lagi dirinya akan dilumpuhkan tim SWAT.

Oleh karena itu Paddock memilih bunuh diri karena misinya untuk menciptakan collateral damage ternyata sudah gagal.

Artikel Terkait