Advertorial
Intisari-Online.com - Aksi penembakan brutal yang terjadi di Las Vegas AS dan dilakukan Stephen Paddock yang merupakan seorang miliuner memang sulit diterima nalar.
Pasalnya orang yang layak ngamuk lalu menembak membabi buta seharusnya bukan seorang miliuner tetapi orang yang sedang mengalami kesulitan hidup, seorang yang frustasi, psikopat, teroris, dan lainnya.
Tapi meskipun seorang miliuner yang dalam kehidupannya tinggal menikmati apa yang sudah dimiliki, yang jelas, Stephen Paddock diyakini sebagai pelaku satu-satunya dalam aksi pembantaian menggunakan senapan mesin di acara pertunjukan musik yang menewaskan 58 orang dan ratusan orang lainnya luka-luka.
Yang jelas aksi penembakan brutal yang dilakukan terhadap Stephen Paddock merupakan aksi pembantaian yang terencana karena dilakukan dari kamar hotel yang posisinya berada di ketinggian, menggunakan sejumlah senapan mesin dengan persediaan peluru berjumlah puluhan ribu butir, dan diarahkan kepada kerumunan ribuan orang yang tidak terhalangi oleh benda apapun.
Kerumunan ribuan orang yang sama sekali tidak terlindungi itu benar-benar merupakan sasaran empuk tak berdaya ketika ribuan butir peluru ditembakkan dari senapan mesin Stephen Paddock.
Seseorang yang tidak mahir menembak pun ketika mengarahkan tembakan beruntun dari posisi ketinggian dan sasarannya berupa kerumunan ribuan orang, korban yang jatuh pasti banyak.
Senapan mesin bisa menembakkan seribu peluru dalam tiap menit dan korban yang terkena tembakan akan mengalami nasib fatal karena peluru senapan mesin memiliki kaliber besar.
Apalagi fungsi pelurunya bukan hanya untuk melukai target tapi mencacah target.
Sialnya senapan mesin memang dirancang untuk menghantam sasaran yang berupa kerumunan orang atau kerumunan pasukan tempur dan dalam proses penembakkannya tidak memerlukan alat pembidik mengingat ribuan peluru yang ditembakkan bersifat menyebar.
Sebagai senapan yang berifat penumpas, di tangan seorang psikopat atau Stephen Paddock yang melancarkan tembakan kepada ribuan orang yang sedang menonton konser musik, menembak sambil memejamkan mata pun korban tewas dan luka pasti akan mencapai ratusan.
Yang pasti dalam operasi tempur personel pasukan yang memegang senapan mesin, sebagai senapan penumpas, selalu dindalkan oleh regu pasukannya untuk menumpas sebanyak mungkin musuh dalam waktu singkat.
Jika operator senapan mesin sukses menyapu bersih bersih pasukan lawan, ia akan merasa puas karena telah menjadi pahlawan bagi rekan-rekannya dan mendapat ucapan selamat.
Kemungkinan Stephen Paddock melancarkan tembakan brutal ke kerumunan orang adalah untuk kepuasan diri dan menjadi pahlawan bagi diri sendiri.
Oleh karena itu Paddock juga tak mau ditangkap polisi dan memilih bunuh diri dengan menembakkan senjata ke tubuhnya.