Advertorial

Unik, Pengadilan Ini Wajibkan Pasangan untuk Lulus Ujian Tertulis Jika Ingin Bercerai. Alasannya?

Ade Sulaeman

Editor

Pengadilan di daerah itu menerima ratusan kasus perceraian, dimana setengahnya berhubungan dengan masalah rumah tangga.
Pengadilan di daerah itu menerima ratusan kasus perceraian, dimana setengahnya berhubungan dengan masalah rumah tangga.

Intisari-Online.com – Kasus perceraian ternyata masih menjadi kasus terbanyak di sebuah pengadilan di Yibin County, Provinsi Sichuan, China.

Presentasi kasus perceraian lebih besar daripada kasus lainnya di pengadilan.

Untuk menekan angka perceraian, seorang hakim di pengadilan tersebut membuat syarat yang unik.

Pasangan yang ingin bercerai, harus mengikuti ujian tertulis dari pengadilan tersebut.

Bila pasangan itu lulus ujian, hakim akan memutuskan perceraian keduanya.

Namun, bila tidak lulus, permohonan perceraiam mereka ditolak oleh pengadilan walaupun mereka tidak menyukai keputusan itu.

Ide unik ini berasal dari Wang Shiyu, salah satu hakim di pengadikan Yibin County.

Ia terdorong melakukan hal ini karena keprihatian akan kasus perceraian yang tinggi.

Perhatian utama sang hakim adalah membuat pasangan berpikir dua kali sebelum mengakhiri pernikahan mereka.

Ia juga memberi kesempatan untuk mengenang kembali masa-masa indah mereka bersama.

Untuk itu, ia membuat sebuah seri pertanyaan untuk suami dan istri yang akan bercerai.

Mereka harus mengisi jawabannya di tempat terpisah.

Jika mereka mendapat nilai di bawah 60, Hakim Wang Shiyu akan menyetujui pasangan itu bercerai.

Jika tidak, mereka harus tetap menjalani pernikahan, walaupun mereka suka atau tidak suka dengan keputusan itu.

“Tujuan kami adalah untuk mengetahui status sebenarnya pernikahan pasangan yang terlibat. Mereka mungkin juga menguji diri mereka sendiri dan memberi pertimbangan kepada pasangannya. Setelah mengingat kepingan-kepingan pernikahan mereka, mungkin mereka akan jadi berpikir lebih rasional lagi,” kata Hakim Wang Shiyu.

Menurutnya, populasi di Yibin County lebih dari satu juta jiwa.

Pengadilan di daerah itu menerima ratusan kasus perceraian, dimana setengahnya berhubungan dengan masalah rumah tangga.

Jumlah kasus perceraikannya cukup besar. Sementara sang hakim juga memiliki keluarga dan seorang anak.

Ketika ia menerima kasus tersebut, ia tidak ingin melihat pasangan terburu-buru ingin bercerai. Itu sebabnya ia membuat syarat ujian yang unik.

Ujian tertulis ini terdiri dari 3 bagian, mengisi titik-titik, pertanyaan singkat, dan pernyataan.

Pertanyaan ini termasuk informasi dasar seperti: hari ulang tahun, makanan favorit, tanggal ulang tahun pernikahan.

Sedangkan pertanyaan dengan jawaban lebih mendalam, seperti: ‘Apa tanggung jawabnya dalam keluarga?’, ‘Apa kelebihan dan kekurangan pasangan?’, dan ‘Apa arti pernikahan dan keluarga bagi pasangan?’.

Setelah pasangan suami istri it mengembalikan jawabannya, hakim membacakan jawaban masing-masing dan memberi nilai.

Nah, disinilah serunya, tidak ada seorangpun tahu kriteria untuk nilai jawaban dan Hakim Wang menolak untuk mengungkapkannya.

Salah satu pasangan yang mengikuti ujian perceraian sang hakim berlangsung pada 14 September lalu dengan nilai 80 dan 86.

Walau nilainya tinggi ia tidak menolak permohonan cerai pasangan tersebut, dan menasehatinya untuk memperbaiki pernikahan mereka.

Menurut sang hakim, pihak suami memiliki masalah judi dan tidak menghormati istrinya.

Namun karena nilai mereka sangat bagus dalam ujian, ia memutuskan bahwa pernikahan pasangan itu tidak perlu berakhir.

Berita tentang ujian pernikahan itu belum lama ini menjadi viral di media sosial di China dan mendapat banyak respon dari masyarakat. Ada yang memuji cara Wang untuk mencegah pasangan bercerai.

Namun ada pula yang beranggapan bahwa perceraian adalah urusan pribadi seseorang.

Sebaiknya pengadilan memfokuskan pada masalah yang lain, seperti uang tunjangan dan hak asuh anak.

Artikel Terkait