Aktivis Loujain al-Hathloul (27 tahun) mendapat hukuman dari pemerintah pada 2014 saat ia mencoba mengemudi mobil masuk ke Arab Saudi dari negeri tetangganya, Uni Emirat Arab.
Ia sempat ditahan selama 73 hari sebelum akhirnya dibebaskan.
Aktivis wanita tersebut kembali ditahan pada 2017 ini di Bandara Internasional King Fahad.
Tidak ada alasan resmi untuk penahanannya, namun dipercaya ada hubungannya dengan kegiatan hak kemanusian yang dikerjakannya.
Amnesty Internasional mengatakan pada saat itu bahwa al-Hathloul ditolak aksesnya ke seorang pengacara.
Ia juga tidak diizinkan menghubungi keluarganya.
Hal itu juga terjadi setelah Kerajaan Muslim tersebut dipilih untuk komisi hak perempuan di PBB.
Meskipun negera itu memiliki sebuah catatan mengerikan akan issue hak perempuan.
Keputusan itu dikecam oleh pengamat di seluruh dunia dan menyebabkan banjir cacian dari kelompok pembela hak azazi manusia.
Keluhan utama dari sekian banyak keluhan adalah larangan bagi wanita untuk mengemudikan mobil.
Alisha ali-Khan, editor Asian Mums Network yang berbasis di Inggris dan juga pengkampanye hak azazi, menyambut dekrit baru dari Raja Salman.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR