“Ketika mereka pergi, saya berlari keluar rumah dengan dua anak saya. Saya mengikuti kerumunan orang yang berlari untuk menyelamatkan hidup mereka.”
Suami Shamila keluar saat serangan terjadi, namun ia belum pernah terlihat kembali sejak serangan itu terjadi.
Shamila pun tidak tahu di mana ketiga anaknya yang lain—mereka bermain di luar rumah saat tentara datang, dan menghilang saat kejadian usai.
(Baca juga: Selamatkan Wanita Dari Aksi Pemerkosaan, Pria Asal Filipina Ini Justru Ditembak Oleh Pelaku Sampai Tewas)
Misi pencarian fakta PBB sedang bekerja di kamp-kamp pengungsian untuk menyelidiki tuduhan pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar, termasuk kekerasan seksual.
Perwakilan Khusus PBB untuk Urusan Kekerasan Seksual dalam Konflik, Pramila Patten mengatakan, minggu ini dia sangat prihatin dengan operasi keamanan di negara bagian Rakhine, Myanmar.
Korban selamat menggambarkan kekerasan seksual yang digunakan sebagai alat teror untuk memaksa populasi Rohingya melarikan diri.
(Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul "Aksi Perkosaan oleh Militer Myanmar Hantui Wanita-wanita Rohingya")
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR