Itulah sebabnya pada saat itu banyak pula haji-haji dan kiai-kiai yang tertarik pula menjadi pengikut Semaun.
Atas ajakan Sneevliet, Semaun kemudian menjadi anggota ISDV dan VSTP. Ia tertarik semata-mata karena sikap organisasi tersebut yang bersimpati kepada perjuangan bangsa Indonesia, dan menentang berbagai penjajahan.
Dalam suatu kongres yang kemudian diadakan, Semaun terpilih menjadi wakil ketua ISDV dan VSTP. Sejak itu Semaun lalu pindah ke Semarang dan melepaskan kariernya sebagai pegawai kereta api S.S. di Surabaya.
Keanggotaan Semaun dalam kedua organisasi tersebut tidak pula mengurangi kegiatannya dalam SI. Bahkan dalam kongres SI cabang Semarang tahun 1917, anak muda yang baru berusia 18 tahun itu kemudian terpilih pula menjadi ketua cabang SI Semarang.
Berkat kepandaiannya berorganisasi dan kepopulerannya di bawah pimpinannya, SI Semarang berkembang pesat. Jumlah anggotanya sampai ratusan ribu, tersebar sampai jauh di luar kota Semarang, di pelosok-pelosok desa.
Kalau ia sedang berpidato, ribuan orang tertarik dan terpesona oleh pancaran matanya yang tajam dan ucapan-ucapan katanya yang penuh gaya dan emosi.
Demonstrasi "Caping cekutuk "
Pada tahun 1918, SI cabang Semarang melangsungkan suatu rapat tertutup di salah satu gedung di dekat alun-alun Semarang.
Rapat itu memutuskan untuk mengumumkan putusan program perjuangan SI di rapat terbuka yang akan diselenggarakan di suatu lapangan luas di dekat stasiun kereta api Tawang.
Agar dengan demikian program perjuangan itu bisa diketahui oleh massa rakyat.
Setelah rapat tertutup itu selesai, para anggauta SI yang hadir diperintahkan untuk bersama-sama pergi menuju ke lapangan tersebut.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR