Find Us On Social Media :

Inilah Para 'Highlander' dari Vietnam yang Selalu Berkumpul Setiap Sabtu dan Minggu

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 10 September 2017 | 12:00 WIB

Beberapa bangunan dihancurkan dan hingga kini belum diperbaiki.

Saat ini Sapa merupakan kota kecil yang ramai dikunjungi para turis asing (setelah Vietnam dinyatakan terbuka untuk para turis) di hari Sabtu dan Minggu.

 Setelah hari-hari tersebut, Sapa kembali menjadi kota mati: sepi dan lengang karena hanya beberapa keluarga yang tinggal di sana.

Saat pertama tiba di Sapa, suasana khas dan unik langsung terasa, karena kebetulan saya tiba di sana hari Sabtu.

Beberapa wanita Hmong yang sudan nenek-nenek berebut menawarkan pernik-pernik aksesori khas mereka pada turis asing yang tiba secara bergelombang.

Mereka kelihatan sangat pintar berbisinis dan merayu wisatawan. Bahkan terkadang dengan setengah memaksa sehingga akhirnya para turis asing tersebut bersedia membeli.

(Baca juga: Perang Melawan Terorisme di Afghanistan Terancam Gagal, Bahkan Presiden Trump Nyaris Menyerah)

Mereka menjual hasil kerajinan mereka dalam dolar AS. Nantinya uang dolar itu mereka tukarkan dengan dong, mata uang Vietnam.

Baru setelah itu nenek-nenek ini membeli kebutuhan sehari-hari di pasar Sapa dan pulang ke rumah.

Namun beberapa di antara mereka tetap bermalam di sana, di sudut-sudut pasar untuk keesokan harinya kembali berjualan.

Minggu sore setelah berbelanja berbagai kebutuhan, mereka baru kembali ke rumah masing-masing.

Setelah meletakkan barang di wisma tamu, rombongan kami cepat-cepat ke pasar, karena telah ramai dengan kedatangan sejumlah suku dari kampung yang berjauhan.