Find Us On Social Media :

Inilah Para 'Highlander' dari Vietnam yang Selalu Berkumpul Setiap Sabtu dan Minggu

By Moh Habib Asyhad, Minggu, 10 September 2017 | 12:00 WIB

Intisari-Online.com – Sapa, sebuah kota kecil di ujung utara Vietnam, menjadi ajang berkumpulnya suku-suku terasing di kawasan itu pada hari Sabtu dan Minggu.

Kesempatan itu dimanfaatkan para turis mengamati penampilan mereka yang eksotik, terutama busana tradisional mereka yang beraneka rupa.

Orang Prancis menjuluki mereka montagnard, orang Inggris bilang highlander, orang Jawa bilang wong nggunung. Tapi sementara orang Vietnam malah menyebut mereka moi, suku liar.

(Baca juga: Petaka Militer AS di Perang Vietnam: dari Duel Satu Lawan Satu Menggunakan Bayonet hingga Dibuat Stres Viet Cong yang Bertempur dari Bawah Tanah)

Selama ini Vietnam hampir identik dengan perang brutal antara tentara Viet Cong dan tentara Amerika (1955 - 1975).

Mungkin karena film-film laga yang dibuat tentang negeri ini hampir selalu menggambarkan keganasan perang yang terjadi di negara seluas 331 km2 atau sekitar 70% dari luas Pulau Sumatra ini.

Selain memiliki gerilyawan hebat dan mampu bikin kecut tentara Amerika, Vietnam juga  menyimpan sejumlah daya tarik lain yang mampu menyedot sejumlah wisatawan untuk berkunjung ke negeri republik sosialis yang beribu kota di Hanoi ini.

Salah satu daya tarik itu, selain kebudayaan dan pemandangan alamnya yang elok, adalah adanya suku-suku minoritas yang hidup terasing di dataran tinggi atau pegunungan.

Untuk dapat bertemu dengan mereka, seorang teman mengajak saya ke Sapa. Karena letaknya yang hampir berbatasan dengan Cina dan Laos ini, Sapa menjadi sangat khas dan menarik.

Sejumlah suku terasing hidup bersama di sini dengan damai. Suku-suku yang hidup di daerah ini juga kami jumpai di negara tetangganya.

Ketika berkunjung ke pedalaman Laos, kami bertemu dengan suku Hmong dengan sikap hidup dan gaya berpakaian yang sama dengan suku Hmong (Meo) yang tinggal di Vietnam, ataupun suku Giay yang gaya pakaiannya sama dengan yang kami temui di Cina Selatan.

Pada saat tertentu, terutama di hari-hari pasaran Sabtu dan Minggu, suku-suku terasing ini berkumpul di Sapa. Mereka membawa hasil bumi ataupun kerajinan yang mereka buat untuk diperjualbelikan di sini.

(Baca juga: Huynh Van Dat, Pria Asal Vietnam yang Kehilangan Wajahnya Akibat Virus Pemakan Daging Misterius)