Find Us On Social Media :

13 Tahun Meninggalnya Pejuang HAM Munir: Kisah Manusia Biasa Bernama Munir

By Ade Sulaeman, Kamis, 7 September 2017 | 14:45 WIB

Sah-sah saja untuk tidak setuju dengan pengakuannya bahwa ia adalah seorang penakut.

Namun Munir bersikeras bahwa ia bukanlah seorang pemberani.

”Takut ya takut. Namun takut harus dirasionalisasi,” ujarnya.

(Baca juga: Munirpad, Nama Jalan Sepeda di Belanda untuk Menghormati Pejuang HAM Munir)

“Aku itu penakut, istriku yang pemberani tuh,” tutur dia menyebut-nyebut nama Suciwati yang memberinya dua orang anak, Alif dan Diva.

Kiranya akan sangat menarik jika kita melihat bagaimana dua orang pemberani bersama-sama mengelola rasa.

Hellen Keller melukiskan cinta dengan kalimat yang amat menyentuh, ”The most beautiful thing in the world that can neither be seen nor touched”.

Cinta adalah hal terindah sejagad yang tak bisa dilihat ataupun disentuh.

Mungkin karena itulah saat membicarakan cinta, Munir yang terkesan garang dan berhasil mem-buat panik rezim Orde Baru itu, bisa tiba-tiba menjadi puitis.

Simak saja pendapatnya tentang cinta dan pernikahan yang ia ungkapkan kepada seorang temannya melalui fasilitas chatting.

(Baca juga: Ternyata Ini Adalah Penerbangan Terakhir Munir)

Kawin itu bukan cita-cita, tapi sesuatu yang datang sendiri dan nggak bisa dihindari. Dia bagian tertua dari peradaban, ia bagian dari seni, dan biarlah dia datang menurut alurnya…. Kawin datang ketika cinta dan kontraktual untuk bersama di-temukan. Jadi ia akan datang sendiri dan kita temukan di mana dunia peradaban yang terencana itu dijalankan.

Kata-kata Gandhi tentang cinta : “Kalau orang masih berhasil menulis lewat huruf hiroglif, maka cinta akan menulis dalam pilihan ruang kebenaran yang tidak terjamah”. Nah, jadi cinta dan perkawinan itu bukan soal fisik (jamah) tapi kebenaran dalam kejujuran menemukan kesesuaian.

OK, jangan berdoa untuk dapat jodoh, tapi berdoalah untuk kebenaran. Karena di situ cinta akan ditemukan… Saya pernah jatuh cinta pada seorang gadis yang hidup dalam latar belakang yang sama sekali berbeda. Kini dia jadi istri tercinta, dan dia adalah kekuatan bagi kehidupan saya yang jauh lebih kuat dibanding jatuh bangun saya untuk belajar ilmu pengetahuan atau lainnya.

Cinta itu hebat, bahkan lebih hebat dari dunia perkawinan itu sendiri.Doa adalah bagian penuturan cinta pada sebuah cita-cita yang belum kita capai. Dia bukan urusan Tuhan, tapi urusan manusia. Dan Tuhan ada pada berapa besar rasa cinta kita akan kebenaran itu. Nah, berdoalah dengan cinta, tapi jangan berdoa untuk cinta…”.

Penjelasan “serius” di atas unik-nya berbanding terbalik dengan kesantaian Munir menjalani hidup sehari-hari.