Find Us On Social Media :

Petaka Gettysburg, Sisi Brutal Perang Saudara AS yang Menelan Korban 51.000 Jiwa dan 3.000 Ekor Kuda

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 12 Agustus 2017 | 19:30 WIB

Intisari-Online.com - Pertempuran di Gettysburg AS yang berkobar selama Perang Saudara (Civil War) merupakan perang kavaleri terbesar dengan jumlah korban yang juga paling besar.

atau lebih dikenal dengan Battle of Gettysburg dan berlangsung pada tanggal 1-3 Juli 1863,

Perang brutal yang dikenal dengan Battle of Gettysburg dan berlangsung pada 1-3 Juli 1863 antara pasukan Union (Utara) dan Konfederasi (Selatan) dimulai ketika Jenderal Robert E Lee, pemimpin pasukan Selatan berhasil menguasai kota srategis, Gettysburg.

Dari posisi yang strategis itu, Jenderal Lee mulai menyusun kekuatan untuk menggempur kawasan yang masih dikuasai oleh pihak Utara.

Target berikutnya, melancarkan serangan psikologis dengan mengepung pusat pemerintahan Union di Washington.

(Baca juga: Civil War, Saat AS Alami Perang Saudara yang Sebabkan Ratusan Ribu Korban Jiwa. Pemicunya Sangat Unik!)

Manuver pasukan Konfederasi itu betul-betul mengancam pertahanan pasukan Union.

Presiden Union, Abraham Linclon, yang menyadari bahaya itu kemudian  memerintahkan Jenderal Ambrose Burnside (komandan Army of The Potomac/Union) untuk memukul mundur  pasukan Jenderal Lee.

Maka, pertempuran habis-habisan pun tak terelakkkan.

Sekadar mengingat kembali, Pertempuran Saudara ini terjadi setelah pihak Utara setuju menghentikan perbudakan sementara Selatan justru ingin melanggengkannya.

Jenderal Burnside yang memimpin 100 ribu prajurit lalu melancarkan serangan frontal terhadap pasukan Konfederasi yang membangun pertahanan di atas bukit dan berada di seberang sungai Rappahannock.

Setelah bermarkas di kota Frederickburg dan melakukan konsolidasi, Jenderal Burnside mulai melancarkan serangan terhadap posisi pasukan Konfederasi.

Pertempuran sengit pun segera berlangsung. 

Serangan frontal Union dengan cara membangun jembatan Ponton ternyata gagal.

Setelah selama 11 hari bertempur dan tak mengalami kemajuan sedikit pun, apalagi jembatan Ponton yang didirikan di bawah tembakan gencar musuh gagal dibangun, Jenderal Burnside akhirnya menarik mundur pasukannya.

Kerugian yang dialami pasukan Burnside cukup besar. Sebanyak 15 ribu prajurit Union tewas dan luka-luka.

Kegagalan Jenderal Burnside membuat para petinggi militer Union kecewa dan mereka minta kepada Presiden Linclon agar posisi Burnside diganti.

Tongkat komando Army of The Potomac pun dialihkan kepada Mayor Jenderal Joseph Hooker, yang justru dianggap kurang pintar dan pemabuk berat.

Pasukan yang dipimpin Hooker terdiri atas tujuh korp infantri, satu korp kavaleri berkuda, dan artileri cadangan.

(Baca juga: Dari Julius Caesar hingga Perang Vietnam, Inilah 8 Perang Sipil yang Mengubah Sejarah Umat Manusia)

Sebayak 120 ribu prajurit Union yang telah turun semangat tempurnya tapi memiliki senjata dan logistik yang lebih baik pun bersiap kembali turun ke medan perang.

Sementara itu Jenderal Lee yang hanya memiliki pasukan berjumlah sekitar 60 ribu orang tapi memiliki semangat dan kemampuan tempur lebih tinggi telah bersiap di bentengnya yang kuat di Fredericksburg.

Namun kedua pasukan yang siap bertempur untuk sementara menunda peperangan mengingat telah tiba musim hujan yang deras yang menimbulkan lumpur tebal.

Setelah musim hujan reda, Jenderal Hooker mulai melancarkan serbuannya.

Tapi kali ini Hooker tak mau mengulangi serangan frontal yang pernah dilakukan Burnside.

Strategi tempur yang diterapkan Jenderal Hooker adalah  membagi kekuatan pasukannya.

Sebagian melancarkan serangan melambung dan sebagian lagi tetap berada di posisi awal, Fredericksburg. 

Pada akhir bulan April 1863, Hooker menggerakkan 75 ribu pasukannya secara melambung  menyusuri tepi sungai Rappahannock dan kemudian diam-diam menyeberang di kawasan United States Ford.

Pergerakkan pasukan Hooker selanjutnya memasuki hutan lebat Virginia Wilderness dan mulai membangun kemah.

Sementara itu sebanyak 47 ribu pasukan Hooker tetap tinggal di Fredericksburg dan terus bersiap untuk menyerang pasukan Konfederasi.

Setelah melaksanakan pergerakkan yang melelahkan itu, pada tanggal 30 April Hooker pun mengistirahatkan pasukannya untuk sementara waktu di sebuah desa pinggiran hutan Wilderness, Chancellorsville.

Para staf Hooker sebenarnya menginginkan pasukan Union bergerak terus sambil melaksanakan konsolidasi sehingga bisa melancarkan gempuran kejutan besar-besaran dari arah belakang  terhadap pasukan Konfederasi.

(Baca juga: Civil War, Saat AS Alami Perang Saudara yang Sebabkan Ratusan Ribu Korban Jiwa. Pemicunya Sangat Unik!)

Tapi Hooker menolak. Ia yakin, pasukan Lee tak mungkin menyerang dan masih berada di posisinya.

Jenderal Hooker merasa berada di atas angin karena posisi pasukan Union kini mengepung pasukan Konfederasi.

Namun, dugaan Jenderal Hooker ternyata keliru. Seperti apa yang dilakukan Hooker, Jenderal Lee juga memecah pasukannya menjadi dua  kekuatan.

Setelah mengetahui pasukan Union berhasil menyeberangi sungai Rappahannock dan berada di Wilderness, Jenderal Lee berinisiatif menyerang.

Apalagi pasukan Hooker ternyata memilih beristirahat di desa Chancellorsville sehingga bisa dilancarkan sebuah serangan dadakan yang mematikan.

Untuk melancarkan serangan kejutan itu, Lee menugaskan stafnya, Jenderal Jackson, memimpin 28 ribu pasukan dan segera melaksanakan serangan ofensif.  

Pada tanggal 2 Mei malam ketika pasukan Union di desa Chancellorsville tengah menikmati makan malamnya, tiba-tiba gempuran pasukan Jackson yang diperkuat kavaleri berkuda datang membadai.

Pasukan Union di desa Chancellorsville yang saat itu dipimpin oleh Jenderal Oliver Otis Howard benar-benar dalam kondisi tak siap sehingga dengan mudah dilibas oleh pasukan Konfederasi.

Jenderal Jackson terus memerintahkan pasukannya untuk mengejar pasukan Union yang telah kocar-kacir dan mundur sambil menyeberangi sungai Rappahannock.

Tapi tanpa sengaja, Jackson tertembak oleh senapan anak buahnya sendiri dan kemudian tewas.

Jenderal Lee kemudian memerintahkan lagi pasukannya untuk bergabung menjadi satu kekuatan dan kembali bersiap melancarkan serangan berikutnya ke wilayah Utara.

Serangan pasukan Konfederasi yang dilancarkan pada tanggal 3 Mei makin membuat pasukan Union terdesak dan pertahanan di Fredericksburg pun segera ditinggalkan.

Hari berikutnya, rangsekan tentara Konfederasi makin tak terbendung dan terus masuk ke wilayah Utara, Shalem Church.

Pasukan Union yang makin kocar-kacir akhirnya terus mundur hingga ke markas besarnya, Pennsylvania.

(Baca juga: Mengenang Perang Saudara Lewat “Rumah Budak”)

Pada minggu pertama bulan Juni 1863, dimotori oleh korps kavaleri berkuda, pasukan Konfederasi melancarkan serbuan yang paling bersejarah, masuk ke Pennsylvania.

Sepanjang perjalanan di daerah-daerah yang berhasil direbut, pasukan Konfederasi menangkap para Negro Amerika lalu mengirim ke Virginia dan memaksanya menjadi budak lagi.

Presiden Linclon yang menyadari keberadaan pasukan Lee sudah di depan mata segera memerintahkan Jenderal George Gordon Meade, pengganti Jenderal Hooker untuk mengadakan perlawananan habis-habisan.

Meade mengerahkan semua  kekuatan Union  yang diujungtombaki pasukan kavaleri  di kota Gettysburg.

Tepat pada tanggal 1 Juli pasukan Konfederasi mulai memasuki Gettysburg dan langsung disambut oleh tembakan pasukan kavaleri Union.

Pertempuran sengit pun berlangsung hingga malam tiba. Gempuran pasukan Konfederasi sempat membuat garis pertahananan Union bobol.

Pasukan Union yang terpojok lalu mundur ke sebuah bukit dekat kota Gettysburg  dan membangun pertahanan di Cemetry Hill dan Culp Hill.

Hari berikutnya, 2 Juli, Jenderal Lee mengirim pasukannya di bawah komando General James Longstreet untuk menyerang pasukan Union yang berada di sayap kiri di kawasan Little Round Top.

Di posisi itu, pasukan Union yang dipimpin oleh Jenderal Daniel Sickles memang sengaja menunggu kedatangan pasukan Konfederasi. Pasukan Longstreet bergerak maju dalam gerak lamban sambil menunggu senja tiba.  

(Baca juga: Mantan Miss Indonesia Yang Jadi Tentara Amerika, Mau Naik Pangkat Malah Ingin Loncat)

Pertempuran sengit pun pecah dan Longstreeet berhasil mendesak pasukan Sickles hingga keluar dari Little Round Top.

Tanggal 3 Juli Jenderal Lee  kembali melancarkan serangan lebih besar dengan mengerahkan divisi yang masih segar dan dipimpin oleh Jenderal George Pickett.

Pasukan Jenderal Picket mendapat tambahan dua divisi pasukan untuk menggempur pasukan Union yang bertahan di Cemetery Ridge.

Dengan jumlah total 15 ribu prajurit terbaiknya, prajurit Konfederasi bergerak maju di bawah lindungan tembakan gencar  ribuan meriam artleri.  

Gempuran gencar Konfederasi dilawan mati-matian oleh pasukan Union.

Untuk menghambat gerak maju pasukan infantri Konfederasi, pasukan Union menempatkan dua brigade  kavaleri di sayap kiri dan kanan.

Pasukan infantri Konfederasi yang juga dikawal oleh divisi kavaleri akhirnya bertemu dengan pasukan kavaleri Union sehingga terjadi pertempuran dahsyat di sebelah timur Gettysburg yang kemudian dikenal dengan ‘’East Cavalry Field’’.

Pertempuran kavaleri di kawasan itu berlangsung secara brutal satu lawan satu dengan menggunakan pedang.

Ketika pertempuran kavaleri sedang berkecamuk secara habis-habisan, sekitar 150 prajurit Konfederasi yang terlalu semangat berhasil menembus pertahanan Union.

Tapi sebagian prajurit nekat itu tewas oleh tembakan gencar pasukan Union yang berada di posisi ketinggian.

Akhirnya karena pertahanan yang dibangun pasukan Union terlalu kuat, pasukan Konfederasi ditarik mundur.

Pertempuran Gettysburg yang berlangsung sengit selama tiga hari tiga malam pun berhenti.

Selama tiga hari pertempuran sengit antara Union dan Konfederasi, pasukan Union kehilangan 23 ribu personil sedangkan pasukan Konfederasi kehilangan 28 ribu prajuritnya.

Lebih dari 3000 kuda yang digunakan pasukan kavaleri bertempur turut tewas di Gettysburg.

(Baca juga: Miris! Bukannya Melindungi Rakyat, Prajurit Infanteri Ini Malah Memperkosa Anak 4 Tahun Selama 4 Hari)

Pada tanggal 4 Juli dengan mempertimbangkan kerugian yang dialami, Jenderal Lee memerintahkan pasukannya untuk mundur teratur menuju Virginia.

Mundurnya pasukan Konfederasi dari Gettysburg sekaligus menandai kemenangan dan turning point bagi  pasukan Union.

Pada hari yang sama, prajurit Union yang dipimpin Jenderal Ullyses S Grant juga berhasil memenangkan pertempuran melawan Konfederasi di Vicksburg.

Pada fase pertempuran berikutnya, pasukan Union yang dipimpin oleh Jenderal  Grant terus melaju ke wilayah Selatan dan berhasil menguasai sejumlah kota penting hingga menaklukkan kota yang menjadi pusat kekuasaan Selatan, Virginia.