Intisari-Online.com -Perang Sipil alias Perang Saudara kerap menjadi konflik paling berdarah. Tapi, lebih dari itu, Perang Sipil juga sukses mengubah bentuk sejarah dunia menjadi seperti yang kita kenal sekarang ini.
Setidaknya ada 8 Perang Sipil yang paling berpengaruh:
Perang Saudara zaman Julius Caesar
Pada 94 SM, Julius Caesar adalah salah satu orang paling kuat di dunia. Ia berhasil menaklukkan Gaul, dan begitu dicintai oleh prajurit yang berperang untuknya.
Persaingan antara dirinya dan para pemimpin Romawi lainnya menyebabkan Caesar secara ilegal membawa pasukannya menyebrangi Sungai Rubicon menuju jantung wilayah Romawi. Perang Saudaran pun terjadi.
Ini adalah perang antara dua kubu pasukan yang bersenjatakan pedang, tombak, perisai, dan didukung oleh orang-orang lokal. Caesar membutuhkan waktu lima tahun untuk menghancurkan tentara Senat, yang dipimpin teman lamanya, Pompey. Ini adalah perang, yang secara efektif, mengakhiri masa Republik Romawi, dan melahirkan sebuah Imperium yang dipimpin oleh raja turun-temurun.
Kerajaan ini menguasai hampir separuh wilayah Eropa, dan sukses menyebarkan bahasa, hukum, dan teknologi Romawi ke wilayah-wilayah tersebut.
Perang Sipil di Inggris
Perang Sipil di Inggris terjadi beberapa kali dalam kurun waktu antara 1642 hingga 1651. Perang ini adalah titik didih dari Perang Sipil yang terjadi di Barat. Alih-alih disebabkan perebutan calon raja, perang ini lebih karena perbedaan prinsip-prinsip politik dan agama. Kemenangan parlemen penciptaan sebuah monarki konstitusional. Perang ini membentuk konstitusi Inggris sekarang, juga menginspirasi undang-undang Amerika Serikat.
Perang ini adalah tombak lawan tembak, meriam lawan kavaleri, dengan mesiu sebagai pemenangnya.
Perang Peninsular
Perang Peninsular 1807-1814 sejatinya adalah perang internasional, karena melibatkan Inggris dibawah kekuasaan Duke of Wellington melawan tentara Napoleon dari Prancis. Tapi perang ini juga merupakan Perang Sipil, karena di masing-masing pihak melibatkan tentara dan politikus Spanyol.
Perang Peninsular dianggap punya peran penting dalam membentuk wajah Eropa abad 19. Perang ini juga memunculnya istilah “perang gerilya” untuk menggambarkan cara orang-orang sipil Spanyol melawan penjajah Prancis. Pertempuran gerilya sendiri dimaknai sebagai “pertempuran kecil”, brutal, dan menggali tanah. Cara ini kemudian menjadi contoh yang diduplikasi ketika Nazi menguasai Eropa pada Perang Dunia II.
Perang Sipil Amerika
Dari 1861 hingga 1965, Amerika menunjukkan kepada dunia bagaimana kekuatan industri memenangkan peperangan. Penghancuran artileri, senapan isi, jalur kereta api, yang digabungkan dengan basis industri yang kuat, menciptakan perang hancur-hancuran yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Secara politik, Perang Sipil berhasil mengakhiri zaman perbudakan dan dominasi tunggal Amerika Utara. Penting juga melihat bagaimana cara mereka berperang.
Perang Saudara ini memperkenalkan kepada kita gagasan bahwa perang harus total. Negara-negara bagian yang menganut sistem industrialias mengerahkan seluruh kemampuan ekonominya untuk mendukung perang ini. Perang ini mengenalkan bagaimana parit punya peran penting dalam perang modern.
Perang Saudara di Spanyol
Jika Perang Sipil Amerika diidentikkan sebagai awal Perang Dunia I, maka Perang Sipil Spanyol adalah awal Perang Dunia II. Pemberontakan tahun 1936 yang dipimpin Jenderal Franco memicu konflik sengit antara pendukungnya dengan orang-orang Republikan yang berlangsung hingga tahun 1939.
Pada masa ini, Spanyol menjadi ladang uji coba Nazi Jerman dan Fasis Italia, dengan mengirim pasukan mereka untuk mendukung Franco. Perang ini juga disebut sebagai era munculnya fasisme sayap kanan. Selain itu, perang ini membentuk Spanyol modern dengan Franco sebagai penguasa selama beberapa dekade.
Perang Saudara di Rusia
Revolusi Rusia atau Revolusi Oktober atau Revolusi Bolshevik yang terjadi pada 1917 bukanlah “cinta satu malam”. Sebaliknya, rovolusi ini diikuti Perang Sipil selama lima tahun antara Tentara Merah Bolshevik melawan Tentara Putih Kekaisaran Rusia.
Yang paling penting, perang ini telah mengubah Rusia dari Kekaisaran menjadi Republik Sosialis—dengan nama resmi Uni Republik Sosialis Soviet (lebih dikenal sebagai Uni Soviet)—yang kemudian menularkan ide komunisme ke seluruh penjuru dunia dan menjadi salah satu negara adi daya di abad 20. Perang ini juga dianggap sebagai salah satu pemicu berakhirnya Perang Dunia I karena Rusia memutuskan mundur dari perang untuk mengatasi konflik internal.
Perang Sipil di China
Rusia mungkin menjadi kekuatan besar pertama yang mempraktikkan komunisme—tapi itu bukan yang terbesar lebih-lebih yang terakhir.
Pada 1927, Perang Saudara pecah di China, antara pasukan komunis melawan kaum nasionalis. Perang ini berlanjut hingga 1950 setelah terjadi jeda pada 1937-1946—karena kedua kubu sepakat bersatu untuk melawan tentara kolonial Jepang.
Kemenangan komunisme membuat China seperti yang kita kenal sekarang, yang diperintah oleh CC Partai Komunis. Perang ini juga menyebabkan lahirnya Taiwan—yang awalnya adalah tempat mengungsi tentara nasionalis—sebagai negara yang merdeka.
Perang Vietnam
Dari 1955 hingga 1975, Vietnam adalah rumah bagi perang proksi antara Barat yang kapitalistis melawan Timur yang komunis. Komunisme, yang menguasai Vietnam Utara berusaha mengusir pengaruh asing dan, tentu saja, memperluas pengaruh komunisme di Selatan.
Perang paling berdarah di masa Perang Dingin inilah yang menciptakan Vietnam modern. Perang ini juga disebut membantu mengubah Amerika, dan negara-negara Barat lainnya, lebih fokus pada perdebatan politik: apakah tetap menggunakan intervensi militer atau menciptakan budaya kiri tandingan.
Alih-alih memenangkan peperangan, Amerika justru dibuat malu dan rugi besar akibat perang ini.