Find Us On Social Media :

Ingin Menonton Dunkirk? Inilah Semua Hal yang Perlu Kita Tahu tentang Dunkirk dan Pertempuran Perang Dunia II

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 21 Juli 2017 | 17:30 WIB

Keajaiban Dunkirk

Intisari-Online.com - Christopher Nolan kembali dengan film barunya. Meski baru tayang serentak hari ini, Jumat (21/7), film ini sudah mendapat sambutan hangat dari para kritikus.

Dunkirk adalah sebuah ode yang dibuat untuk para tentara dan warga sipil yang terkena dampak epik dari “Keajaiban Dunkirk”.

Film ini terdiri atas tiga narasi yang saling berpotongan—seorang tentara muda Inggris yang selama seminggu berjuang mengevakuasi tentara Prancis, satu hari di sebuah kapal pesiar kecil yang digunakan untuk menyelamatkan tentara itu, dan satu jam di kokpit pesawat yang dimainkan oleh Tom Hardy.

Beberapa orang menyebut film ini sebagai masterpiece-nya Nolan. Tapi lepas dari itu, seberapa banyak dari kita yang benar-benar tahu apa itu Dunkirk?

(Baca juga: Operasi Jubille: Arena Banjir Darah Pasukan Inggris saat Ingin Balaskan Dendam Kekalahan di Dunkirk)

Battle of Dunkrik alias Pertempuran Dunkirk dan evakuasi besar-besaran yang mengikutinya terjadi satu setengah tahun sebelum Jepang mengebom Pearl Harbor—sehingga sering dilupakan buku sejarah kita.

Meski begitu, pertempuran ini dianggap menandai momen penting dalam sejarah Inggris dan Perang Dunia II.

Jadi apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa ini menjadi momen besar? Dan kenapa orang menyebutnya “keajaiban”?

Dunkirk merupakan sebuah kota di pantai barat laut Prancis yang dekat dengan Belgia (sekitar 10 km) dan Inggris Raya (jaraknya kurang dari 39 mil melewati Selat Inggris).

Para akhir Mei 1940, Nazi telah mendorong sejumlah besar tentara Inggris, Prancis, Belgia, dan Kanada ke kota kecil ini.

(Baca juga: Sejak Perang Dunia I, Mobil Ini ‘Rutin’ Memicu Malapetaka Bagi para Pemiliknya)

Harap diketahui, sebanyak 394.165 pemuda Inggris dikirim menjadi Pasukan Ekspedisi Inggris (BEF) untuk bertempur di medan laga ini. Lihat tabel di bawah ini:

Jika pernah mendengar ungkapan “terjebak di antara batu karang dan medan yang sulit” maka begitulah yang terjadi di Dunkirk. Batu karang itu berupa tentara Nazi dan Lutfwaffe (angkatan udara Jerman yang sangat menakutkan) dan medan yang sulit itu berupa laut yang berada di Selat Inggris.

Para tentara Sekutu itu seolah-olah tinggal menunggu kehancuran bahkan sebelum Perang Dunia II dimulai. Dan kemenangan tentara Jerman tampak berada di depan mata.

Kesulitan lainnya adalah bahwa Selat Inggris terlalu dangkal sehingga kapal-kapal Angkatan Laut Inggris yang besar-besar itu sulit berlabuh. Hanya kapal-kapal kecil yang bisa menjangkau Dunkirk.

Dan satu-satunya cara untuk mengevakuasi tentara-tentara ke kapal-kapal kecil itu adalah dengan membawa mereka ke dermaga yang panjang lagi sempit. Jika tidak, ya dengan menggunakan sekoci-sekoci lebih kecil sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.

Tapi itu bukan perkara mudah, karena pilot-pilot Nazi sudah bersiap-siap menjatuhkan bom-bom sewaktu-waktu.

(Baca juga: Beda dengan Nazi Jerman, Pasukan Jepang Tidak Mengenal Berhenti ketika Bertempur sehingga Tidak Mengalami Blunder Seperti Dunkirk)

Evakuasi sebenarnya bisa ditempuh dengan cara berenang dari Dover (Inggris) ke Calais (kota Prancis terdekat dengan Dunkirk), tapi ini adalah jalur pertemuan arus yang berbahaya bahkan untuk perenang air terbuka paling berpengalaman sekalipun.

Selain itu, Selat Inggris terkenal dengan airnya yang dingin dan ombaknya yang brutal.

Meski begitu, beberapa tentara mencoba berenang menyeberang. Bagaimanapun, saat cerah, kita bisa melihat tebing Dover yang terkenal itu dari Dunkirk. Jadi, rasanya mungkin saja dilakukan.

Tentu saja, orang-orang ini bukan perenang berpengalaman, membawa banyak peralatan, dan dengan mudah ditembaki tentara Nazi. Dan banyak perenang itu yang meninggal dengan cepat.

Untuk mengatasi ini, Perdana Menteri Winston Churchill membentuk “Operasi Dinamo”. Selama beberapa hari berikutnya, tentara-tentara Inggris dan kapal-kapal segera melintasi perairan tersebut.

Selama masa ini Luftwaffe membom pasukan Sekutu di daerah sekitarnya sebelum mengalihkan perhatian mereka ke Dunkirk sendiri. Di sinilah Royal Air Force (RAF) mengambil peran—dan di sini kita akan melihat aksi ciamik Tom Hardy.

Selama beberapa hari berikutnya, RAF berhasil menarik Luftwaffe menjauh dari pantai dan sukses mengajak mereka dalam dogfights (perang udara) yang menegangkan.

(Baca juga: Terpukul Mundur Sampai Dunkirk, Inggris Jadi Penasaran dengan Teknologi-teknologi Militer Nazi)

Dalam pertempuran itu, Luftwaffe membuat kerusakan besar-besaran. Selain tentara, diperkirakan sekitar seribu warga sipil terbunuh dalam serangan di Dunkirk sendiri. Meskipun, dalam banyak hal, pahlawan nyata Dunkirk adalah warga sipil.

Kok bisa?

Kita ingat, bahwa kapal-kapal besar Angkatan Laut Inggris tidak bisa mendekati pantai Dunkirk. Dan oleh sebab itu, Inggris memanggil setiap warga sipil menjadi relawan dengan perahu kecilnya menjemput para tentara yang terdampar.

Pada 31 Mei, hampir 400 kapal kecil terlibat dalam usaha penyelamatan tersebut. Karena keberanian para nelayan sipil inilah, sekitar 338.226 tentara Inggris berhasil dikirim kembali ke Inggris.

Adolf Hilter menyebut Dunkirk sebagai kemenangan Jerman yang gemilang, namun Churchill punya cara cerdas untuk membalikkan kedudukan.

Dalam salah satu pidato epiknya, Churchill menyebut itu sebagai “keajaiban”. Meskipun ia memperingatkan orang-orang Inggris untuk tidak melihatnya sebagai kemenangan yang sesungguhnya, rasanya Dunkirk sebagai penangguhan hukuman.

Inggris sebenarnya bisa kehilangan seluruh tentara dalam satu gerakan, dalam satu perang. Amerika Serikat sendiri masih melanjutkan sikap isolasionisnya dalam konflik internasional, jad ada argumen yang dibuat bahwa jika itu adalah akhir dari Angkata Darat Inggris, itu akan menjadi akhir dari Perang Eropa.

Dan sejarah akan terlihat sema sekali berbeda.

Dan itulah yang disebut dengan “Keajaiban Dunkirk”.

(Artikel ini disadur dari Dicider.com berjudul "What Is ‘Dunkirk’? Everything You Need To Know About the World War II Battle")