Intisari-Online.com - Ketika pada 21 Mei 1940 pasukan gabungan Inggris, Perancis, Belgia, dan Kanada yang dikenal sebagai pasukan British Espeditionary Force (BEF) terpukul mundur oleh gempuran Nazi, tak ada pilihan lain bagi mereka kecuali kabur menuju Pelabuhan Dunkirk kemudian berlayar menuju Inggris.
Sebagai pasukan yang terlatih, upaya untuk mengundurkan diri sambil memberikan perlawanan di bawah pimpinan Jenderal Viscount Gort itu merupakan proses mengundurkan diri yang terencana.
Inggris melancarkan Operation Dinamo demi mengevakuasi pasukan BEP yang berjumlah lebih dari 330.000 orang tersebut dan berada di bawah ancaman gempuran Nazi Jerman.
(Baca juga: Tak Banyak yang Menyangka, Adolf Hitler Pernah Mendapatkan Nominasi Nobel Perdamaian)
Perdana Menteri Inggris saat itu, Wiston Churchill, sampai melukiskan proses evakuasi secara besar-besaran itu sebagai bencana militer kolosal.
Pasalnya jika pasukan Nazi Jerman sampai melakukan gempuran udara, kapal-kapal yang mengangkut pasukan BEP pasti menjadi sasaran empuk dan semua personel BEP bisa terbantai.
Tapi pada tanggal 22 hingga 26 Mei pasukan Nazi Jerman yang sudah berada di atas angin dengan persenjataan ribuan tank dan pesawat tempur tiba-tiba menghentikan serangannya terhadap pasukan BEP yang sedang melakukan evakuasi menuju Inggris.
Waktu selama 5 hari itu ditambah waktu 3 hari sambil melakukan perlawanan terhadap pasukan Nazi pun dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pasukan BEP untuk melakukan proses evakuasi menggunakan 800 kapal berbagai jenis.
Pada hari ke delapan semua psukan BEP bisa dievakuasi menuju Inggris, selanjutnya, melakukan konsolodiasi dan kelak melancarkan serbuan untuk membebaskan Perancis melalui operasi pendaratan amfibi, Operation Overlord (Juni/1944).
Namun pasukan BEP yang berhasil dievakuasi ke Inggris terpaksa meninggalkan ribuan kendaraan tempur seperti tank, truk angkut pasukan, meriam artileri, dan lainnya yang kemudian dirampas oleh Nazi Jerman.
(Baca juga:Hans-Ulrich Rudel, Pilot Satu Kaki Andalan Hitler yang Hancurkan Lebih dari 400 Tank Sepanjang Kariernya)
Alasan misterius
Berhentinya serangan Nazi Jerman ke pasukan BEP yang sudah terpojok di Dunkirk dari sisi militer sebenarnya sangat aneh, apalagi yang memerintahkan adalah Hitler sendiri.
Hingga usai PD II, keputusan Hitler untuk menghentikan serangan pasukannya ke Dunkirk juga masih misteri.
Pertama, Hitler masih menghargai Inggris sebagai negara kerajaan dan memiliki kedudukan yang sederajat dengan ras arya Jerman.
Hitler berharap Inggris mau melakukan perjanjian damai dengan Nazi Jerman dan menjadi pendukung atas ambisi Hitler untuk menguasai seluruh Eropa.
Kedua, Hitler ingin segera menguasai Rusia dan membutuhkan sebagaian besar pasukan tempur yang saat itu sedang bertempur di Perancis.
Bagi Hitler jika memang harus menguasai Inggris merupakan soal mudah karena pesawat-pesawat tempur Nazi yang terbang dari Perancis bisa menyerang kapan saja.
(Baca juga:Didorong Sikap Fanatik Terhadap Hitler, Ribuan Anak Muda Ini Menjelma Jadi Pasukan Berani Mati Nazi)
Namun strategi Hitler untuk membiarkan pasukan BEP mundur tanpa diserang itu ternyata berakibat fatal.
Pasukan Nazi sendiri akhirnya berhasil dikalahkan oleh Rusia (1944) dan pada saat yang sama pasukan Sekutu, sebagian besar di antaranya para personel BEP, melancarkan Operation Overlord yang berujuang pada runtuhnya kekuasaan Hitler.