Find Us On Social Media :

Antara Warisan Kuil Yunani, Rumah Bunda Maria, dan Masjid Seljuk, yang Dijaga Pemerintah dan Penduduknya

By K. Tatik Wardayati, Senin, 12 November 2018 | 10:30 WIB

Di hampir setiap tempat wisata di manapun di Turki, selalu ada kios penjual cenderamata, begitu juga di sekitar Masjid Isabey. Di luar pekarangan masjid, terdapat kios-kios penjual pernak-pernik cenderamata yang menarik.

Sebenarnya saya hendak mampir untuk melihat-lihat, tapi bangunan yang kokoh di hadapan saya tampak jauh lebih menarik untuk disambangi.

Baca Juga : Arab Saudi Tak akan Menyerahkan Pembunuh Jamal Khashoggi kepada Turki

Wisatawan mancanegara berbondong-bondong datang ke masjid yang dibangun tahun 1375 ini karena merupakan contoh dari arsitektur Turki Seljuk dan juga contoh tertua dari masjid Turki yang memiliki pekarangan dalam.

Luas masjid berikut pekarangannya adalah 51 m x 57 m. Gerbang masuk menuju pekarangan  dalam masjid berarsitektur khas Seljuk. Tepat di samping gerbang tersebut tegak berdiri menara tinggi untuk mengumandangkan azan.

Begitu melangkah masuk, saya disuguhi pemandangan yang mengingatkan saya pada abad pertengahan. Pekarangannya beralas rumput hijau dengan tiang-tiang yang dipancangkan di beberapa sudut.

Konon, tiang-tiang tersebut berasal dari reruntuhan Kuil Artemis. Pekarangan di kelilingi tembok batu-bata gamping yang berukuran besar. Di beberapa sisi terdapat jendela-jendela raksasa yang berjeruji. Karena Masjid Isabey terletak di atas bukit Ayasoluk, saya dapat mengintip pemandangan di bawah sana lewat jendelanya.

Baca Juga : Makin Menegangkan, Tahun Depan Rusia Kirim Sistem Rudal S-400 ke Turki

Arsitektur masjid Seljuk memang berbeda dari arsitektur masjidmasjid di Turki yang saya lihat selama ini. Bentuknya lebar menyamping, ruangan di dalam terbagi dalam dua baris lebar (shaf) yang hanya dibatasi dengan tiang-tiang besar.

Bagian atas tiang-tiang itu terhubung satu sama lain dengan bentuk tapak kuda. Ruangan di  dalam tampak sederhana dan lapang.  Bagian yang menghadap kiblat yang disebut mihrab dihiasi dengan tulisan kaligrafi yang geometris.

Tetapi, kami tidak bisa berlama-lama di dalam, karena harus bergantian  dengan rombongan wisatawan lain. Di pekarangan dalam masjid, rombongan wisatawan asyik mengeklik kamera mereka di sana-sini, saya malah duduk di sudut sambil menikmati keindahan masjid yang dibangun atas arahan Isabey, seorang emir dari Aydin.

Baca Juga : Pernah Ditaklukkan PasukanTurki, Pasukan Gurkha yang Tekenal Ganas Itu Tetap Berusaha Tangguh dan Ceria

Ketika sedang enak-enaknya mengamati, tiba-tiba pemandu memanggil para peserta tur untuk kembali ke mobil karena hari sudah tinggi.

Hari berlalu sangat cepat. Mengunjungi tempat-tempat dengan latar belakang sejarah yang berbeda di Turki memberikan kesan bahwa negara sekuler ini kaya akan warisan kebudayaan dunia.

Yang lebih penting lagi, pemerintah dan penduduknya menjaga warisan tersebut dengan baik sehingga dapat dinikmati wisatawan.

Baca Juga : Agar Siap Lawan Pasukan Khusus AS, Pasukan Elit Turki Digembleng Mati-matian dan Brutal