Find Us On Social Media :

Mengunjungi Sisa-sisa Kekejaman Pol Pot dengan Pasukan Khmer Merahnya di Tuel Sleng

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 9 Oktober 2018 | 21:30 WIB

Intisari-Online.com – Yang bisa dijumpai memang bukan Pol Pot dalam pribadi, tetapi apa yang dilakukan regim Pol Pot selama ini. Pho Phorn merupakan salah seorang pelaku dan korban rezim yang bengis itu.

Mari kita simak tulisan Rolf Bokemeier, Mencari Pol Pot di Tuel Sleng, yang pernah dimuat di Majalah Intisari edisi November 1986 berikut ini.

Kegelapan dan kesunyian menyelimuti Kota Phnom Penh. Jam malam mulai berlaku pada pukul 21.00. Jalan-jalan kosong dan lampu-lampu padam.

Ibu kota Kamboja bagaikan kota mati. Namun, suasana di siang hari juga tak jauh berbeda dengan malam hari.

Lalu-lintas  lebih banyak dipenuhi sepeda yang tidak berisik daripada kendaraan bermotor.

Tambahan lagi, orang-orang yang berada di tempat umum hanyalah orang-orang yang berani. Soalnya, orang masih takut disangka mata-mata, walaupun zaman rezim Pol Pot sudah berlalu.

Baca Juga : Makan Tikus Hidup untuk Bertahan, Berikut Lima Kengerian Rezim Khmer Merah Kamboja

Kebiasaan hidup dalam situasi normal, penuh kedamaian serta bebas dari kekerasan masih sulit diterapkan.

Masuk secara legal ke Kamboja pun memerlukan usaha yang ulet dan kesabaran. Lebih-lebih kalau orang yang mau meninjau ke sana itu adalah orang yang berasal dari negara Barat.

Orang akan terkejut kalau berjalan- jalan di ibu kota Kamboja yang dulunya terkenal cantik.

Puing-puing berserakan di jalan-jalan raya, bekas-bekas tembakan tampak di muka gedung-gedung, lubang bekas bom menghiasi halaman.

Kanak-kanak tampak mencari sesuatu di antara puing-puing. Wanita-wanita banyak yang berbaju kelonggaran, sedangkan prianya yang jumlahnya kurang dari wanita banyak yang berpakaian compang-camping, berjongkok di depan waning makanan.

Baca Juga : Khmer Merah yang Ingin Dirikan Negara Komunis Radikal Justru Digulingkan Vietnam yang Pernah Membantunya