Find Us On Social Media :

Mengunjungi Sisa-sisa Kekejaman Pol Pot dengan Pasukan Khmer Merahnya di Tuel Sleng

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 9 Oktober 2018 | 21:30 WIB

Seorang pria lain dijepit dengan tang panas, sehingga dagingnya mengelupas dan berdarah.

Baca Juga : 7 Fakta Menarik Kamboja, Negara dengan Raja yang Jago Menari Balet

Pria yang ketiga, telanjang dengan tangan terbelenggu, tergeletak di tanah sambil dicambuki punggungnya oleh empat algojo rezim Pol Pot.

Namun, peristiwa yang paling mengerikan adalah seorang ibu yang harus menyaksikan suaminya yang sedang memegang bayinya dibenturkan ke pohon kelapa.

Ya, memang benar, di Tuel Sleng kita bisa "bertemu" Pol Pot.

Namun, yang masih jadi tanda tanya, mengapa Pol Pot dengan pasukan Khmer Merahnya memburu bangsahya sendiri, menyiksanya, dan membunuhnya secara masal?

Korban Pol Pot mungkin ada kira-kira dua atau tiga juta jiwa. Mereka itu bukan dari golongan ras minoritas atau agama, juga bukan merupakan lawan yang aktif. Siapakah Pol Pot dan komando pembantaiannya?

Bagaimanakah ia sampai bisa berkuasa mulai dari 17 April 1975 - 7 Januari 1979?

Pejabat kementerian luar negeri pemerintah Kamboja yang sekarang yang berpihak pada Vietnam pun tidak tahu jawabannya.

Baca Juga : Dubes RI untuk Kamboja Ini Justru Tahu dari Dubes China jika pada 1 Oktober 1965 Terjadi Kup di Jakarta

Yang  diketahui cuma: Pol Pot bersama-sama dengan empat orang mahasiswa sudah sejak tahun 1953 mendirikan organisasi oposisi terhadap pemerintah Kerajaan Kamboja. Mereka berkedudukan di Paris.

Kiblat mereka adalah Partai Komunis Vietnam di bawah Ho Chi Minh. Gerakan  pemberontakan mereka makin menjadi-jadi, walaupun pada tahun 1969 Ho Chi Minh meninggal.