Find Us On Social Media :

Dihujani Roket Khmer Merah di Sungai Mekong Segera Saja Paspor dan Surat Penting Dibagikan

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 21 Oktober 2018 | 09:30 WIB

Paspor dan surat penting dibagikan

Sore itu semua kapten kapal dijemput untuk rapat dan menerima instruksi mengenai pelayaran esoknya. Terdengar santer bahwa situasi lebih buruk dan keadaan semakin gawat. Tug boat yang meragukan kesanggupan mesinnya dianjurkan tidak usah ikut dulu.

Baca Juga : Kalah dalam Perang Vietnam, AS Terpaksa Buang Puluhan Helikopter ke Laut, Kenapa?

22 Juni jam 530 pagi kapal siap melaju membelah sungai Mekong. Jam 7 pagi mendekati garis perbatasan Vietnam Selatan dan Kamboja, sedikit melewati kota Tan Chau pilot Vietnam turun dari kapal dan konvoi maju menunggu naiknya pilot Kamboja. Jam 7.40 mesin stop tetapi stand by.

Dua orang berpakaian tempur lengkap naik ke kapal, ternyata mereka pilot Kamboja. Sejurus kemudian 2 serdadu AL Khmer naik lengkap dengan satu unit pesawat pemancar dan penerima. Mereka dari dinas perhubungan.

Di luar hiruk pikuk. Lebih dari 15 gun boat AL Khmer membelah air dengan gesitnya  mengadakan pelayaran simpang siur ke sana dan kemari.

Di dalamnya  masing-masing seregu tentara laut Kamboja berpakaian topi baja menutupi kepala dan berselempangkan sabuk peluru dan duduk dengan tegang dan kaku melayani sepucuk meriam yang berjuntai-juntai dengan  untaian peluru.

Baca Juga : Viral Tentara Vietnam Gunakan Pembalut Sebagai Alas Sepatunya

Di kanan kiri beberapa gun boat yang lebih besar dengan angkernya siap menembakkan peluru roket berkaliber berat.

Tan Chau perlahan-lahan hilang di buritan kapal dan melaju melewati perbatasan. Seorang kelasi berdiri di haluan untuk menurunkan bendera Vietnam Selatan dan menggantinya dengan bendera Kamboja.

Di garis perbatasan 2 bendera kebangsaan berkibar berdampingan disaksikan oleh sungai Mekong yang tenang tapi angker.

Kelasi bergegas lari ke belakang dan menyusul kawan-kawannya di anjungan. Alarm bahaya  mulai dibunyikan.  Semua crew berkumpul di anjungan membawa kopernya masing-masing. Crew bagian mesin turun ke kamar mesin dan di sana membuat benteng pertahanan dari karung berisi pasir seperti di anjungan.

Paspor dan surat-surat penting sudah dibagikan karena bila terjadi sesuatu tinggal menyelamatkan diri masing-masing. Begitu koki selesai masak dan mengantarnya ke tempat persembunyian di anjungan yang sudah berbau karena didekam 24 orang.

Baru bergerak beberapa menit kapal distop selama 15 menit dan begitu seterusnya sampai membosankan.

Baca Juga : Inilah Alasan Mengapa Ada Banyak Warga Vietnam Bernama 'Nguyen'